Tragis Gadis ABG Korban TPPO Disekap-Diperkosa di Diskotek Malaysia

Kalimantan Barat

Tragis Gadis ABG Korban TPPO Disekap-Diperkosa di Diskotek Malaysia

Riani Rahayu - detikSulsel
Selasa, 21 Feb 2023 06:15 WIB
Ilustrasi perdagangan orang/prostitusi (Fuad Hashim/detikcom)
Foto: Ilustrasi perdagangan orang/prostitusi (Fuad Hashim/detikcom)
Bengkayang -

Gadis ABG berinisial DW (16) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Malaysia. Korban diduga sempat disekap dan diperkosa hingga akhirnya bisa diselamatkan aparat kepolisian di perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Korban disekap dan diperkosa di sebuah diskotek di Malaysia," ungkap Kapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno kepada detikcom, Senin (20/2/2023).

Kasus ini terungkap setelah polisi menerima laporan dari keluarga korban. Polisi yang melakukan penyelidikan pun mengevakuasi DW di perbatasan Indonesia-Malaysia, Kecamatan Jagoi Babang, Bengkayang pada Jumat (17/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Laporan tersebut diteruskan ke Polsek Jagoi Babang dan anggota langsung melakukan penjemputan korban di Dusun Belida, Desa Sekida, Kecamatan Jagoi Babang," sambungnya.

Bayu menjelaskan, DW merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Medan, Sumatera Utara. DW berangkat dari Medan menuju Pontianak pada Rabu (8/2) lalu.

ADVERTISEMENT

"Korban sudah masuk ke Malaysia melalui Entikong," ujarnya.

Tertipu Iming-iming Gaji Tinggi

Bayu menjelaskan, DW awalnya bekerja di sebuah tempat hiburan malam (THM) saat tiba di Malaysia. Namun DW yang tidak betah karena digaji tidak sesuai, akhirnya melarikan diri bersama 2 orang rekannya.

"Sesampainya di Malaysia mereka dipekerjakan di THM sebagai karyawan pub (diskotik), tapi karena tidak betah dengan pekerjaan tersebut, mereka bertiga melarikan diri," urai Budi.

Awalnya DW sempat balik ke Indonesia meski tidak langsung memutuskan balik ke kampung halamannya. Awalnya dia masih mencoba peruntungan mencari pekerjaan.

"Karena gajinya tidak sebanding, akhirnya korban melarikan diri kembali ke Indonesia. Setelah itu, mereka mencoba mencari pekerjaan kembali melalui media sosial Facebook," terangnya.

DW pun mendapat tawaran pekerjaan dari seorang pria inisial RD. Warga asal Malaysia itu mengajak DW bekerja di sebuah warung kopi.

"Pria ini menawarkan pekerjaan di warung kopi, tapi RD ini menolak DW untuk bekerja dengan alasan masih di bawah umur," tutur Bayu.

RD pun kemudian menyerahkan DW kepada rekannya berinisial AH. Namun DW tidak menyangka dipekerjakan di sebuah diskotek.

"Korban ini sempat bermalam dua hari di diskotik itu, selama di sana korban justru mengalami pemerkosaan yang dilakukan oleh pemilik diskotek," paparnya.

Bayu mengatakan, DW ternyata sudah dalam upaya pencarian oleh pihak Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) usai menerima laporan. Namun DW disembunyikan dan langsung dijemput AH, yang kemudian dibawa ke rumah AH yang berada di Kuching, Malaysia.

"Sempat dibawa ke Kuching, kemudian pada Kamis (16/2) DW diantarkan AH ke perbatasan," kata Bayu.

Pihak kepolisian mengupayakan proses evakuasi kepada DW begitu menerima laporan dari ibu DW sendiri. Ibu korban kata Bayu, sempat mengirimkan informasi keberadaan terakhir anaknya.

"Beliau (ibu korban) mengirimkan lokasi terakhir anaknya yang ada di perbatasan Malaysia, Jagoi Babang. Akhirnya saya perintahkan Kapolsek untuk jemput di perbatasan, setelah itu dibawa ke Polres," jelas Bayu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Fokus Pemulangan Korban

Pihaknya saat ini hanya fokus memulangkan korban ke kampung halamannya. Pihaknya juga sudah mengambil keterangan dari korban.

Namun kasus dugaan pemerkosaan yang dialami DW disebut tidak bisa diselidiki lebih lanjut. Bayu berdalih kejadian yang dialami DW berada di wilayah hukum Malaysia.

"TKP di Malaysia, keterangan korban juga berubah-ubah. Jadi kami fokus memulangkan korban ke Medan karena orang tuanya tidak mampu untuk menjemput korban," imbuh Bayu.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads