Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan kedutaan Selandia Baru dalam mencari tahu keberadaan pilot Susi Air Philips Marthen di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Keberadaan Philips Marthen belum diketahui usai pesawat Susi Air dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Untuk komunikasi dengan kedutaan Selandia Baru tentu itu dilakukan oleh pemerintah pusat. Namun lantaran di polisi memiliki Divhubinter Polri yang dipimpin Irjen Khrisna Murti, kami komunikasi dengan kedutaan dilakukan," ungkap Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa kepada wartawan dalam konferensi pers Polres Mimika, Jumat (10/2/2023).
Saleh menegaskan dalam pembicaraannya dengan Khrisna Murti disampaikan bahwa pemerintah Selandia Baru mempercayakan pemerintah Indonesia untuk mencari dan menyelamatkan pilot Philips Marthen. Mereka mengharapkan masalah ini bisa segera diatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pada prinsipnya dari kedutaan Selandia Baru mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia untuk menangani masalah ini. Harapan mereka ini bisa diselesaikan dengan baik," tegasnya.
Saleh menambahkan pesawat Pilatus PK-BVY milik maskapai Susi Air yang diawaki Philips Marthen sebenarnya telah dilarang untuk melakukan penerbangan ke Distrik Paro sehari sebelum terjadinya pembakaran. Akan tetapi pihak maskapai tetap memaksakan pesawatnya untuk melayani penerbangan ke daerah tersebut.
"Sebenarnya untuk melarang terbang secara prosedur tidak. Karena itu ranah Kementerian Perhubungan. Akan tetapi dengan melihat eskalasi keamanan di sana lagi meningkat TNI Polri memberikan himbauan," terangnya.
Menurut Saleh, imbauan itu tidak didengar oleh pihak Susi Air. Padahal sehari sebelumnya Kapolres dan Dandim telah melakukan pertemuan dengan pihak penerbangan tentang adanya ancaman terhadap 15 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Paro.
"Ancaman-ancaman inikan sudah dibahas dan himbauan dari hasil rapat sebelumnya. Hal itu dilakukan karena situasi eskalasi di sana meningkat kita sarankan agar tidak ada yang melaksanakan penerbangan kesana. Jadi sifatnya himbauan sudah kita berikan," ujarnya.
Sementara itu, Wakapolda Papua Brigjen Ramdani Hidayat mengatakan segala sumber daya dan teknologi yang dimiliki TNI-Polri telah dikerahkan untuk mencari tahu kondisi dan posisi pilot. Akan tetapi sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kondisinya.
"Pencarian pilot akan kami lakukan terus, kita belum tau keberadaannya apakah dia diamankan KKB atau dia melarikan diri pada saat pembakaran Susi air," katanya.
Ramdani menuturkan patroli udara melalui helikopter milik Polri setiap hari dilakukan. Akan tetapi patroli tersebut juga mendapat banyak tantangan, yakni faktor cuaca yang susah ditebak.
"Pencarian melalui udara menyusuri jalan yang sudah jadi kita lakukan. Lalu di hutan juga, namun hal itu sangat sulit lantaran hutan yang lebat. Selain itu di sana cuaca tidak menentu, kabut tebal kerap terjadi dan dengan waktu yang tak menentu,". Katanya.
"Ada 2 helikopter milik Polri kita gunakan disini ditambah milik TNI. Apabila benar pilot tersebut melarikan diri, kita berharap bisa menemukannya dengan harapan apabila pilot mendengar suara helikopter bisa memberikan tanda kepada kami. Akan tetapi dengan kondisi cuaca berkabut kita juga tak ingin mengorbankan pasukan dengan melaksanakan diri menembus kabut," pungkasnya.
(hsr/hmw)