Polisi Ungkap Kendala Pencarian Pilot Susi Air Usai Pesawat Dibakar KKB

Polisi Ungkap Kendala Pencarian Pilot Susi Air Usai Pesawat Dibakar KKB

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Jumat, 10 Feb 2023 19:32 WIB
Aparat TN dan Polri melakukan patroli udara untuk mencari pilot Philips Marthen.
Foto: Aparat TN dan Polri melakukan patroli udara untuk mencari pilot Philips Marthen. (Jonh Roy Purba/detikcom)
Mimika - Polisi mengungkap kendala yang dialami dalam mencari keberadaan pilot Susi Air Philips Marthen yang hilang usai pesawat dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan. Faktor cuaca yang tak menentu menjadi hambatan terbesar dalam operasi penyelamatan pilot.

"Pastinya di sana minim alat komunikasi. Terakhir itu Selasa (7/2) GPS yang ada di sana juga sudah mati. Lalu kami juga lakukan patroli udara dan dalam patroli itu banyak faktor X yang kita hadapi," ungkap Wakapolda Papua Brigjen Ramdani Hidayat dalam konferensi pers kepada wartawan di Polres Mimika, Jumat (10/2/2023).

Ramdani mengatakan segala sumber daya dan teknologi yang dimiliki TNI-Polri telah dikerahkan untuk mencari tahu kondisi dan posisi pilot. Akan tetapi sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kondisinya.

"Pencarian pilot akan kami lakukan terus, kita belum tahu keberadaannya apakah dia diamankan KKB atau dia melarikan diri pada saat pembakaran Susi air," katanya.

Ramdani menuturkan patroli udara melalui helikopter milik Polri setiap hari dilakukan. Namun patroli tersebut juga mendapat banyak tantangan, yakni faktor cuaca yang susah ditebak.

"Pencarian melalui udara menyusuri jalan yang sudah jadi kita lakukan. Lalu di hutan juga, namun hal itu sangat sulit lantaran hutan yang lebat. Selain itu di sana cuaca tidak menentu, kabut tebal kerap terjadi dan dengan waktu yang tak menentu," katanya.

"Ada 2 helikopter milik Polri kita gunakan di sini ditambah milik TNI. Apabila benar pilot tersebut melarikan diri, kita berharap bisa menemukannya dengan harapan apabila pilot mendengar suara helikopter bisa memberikan tanda kepada kami," tuturnya.

"Akan tetapi dengan kondisi cuaca berkabut kita juga tak ingin mengorbankan pasukan dengan melaksanakan diri menembus kabut," lanjut Ramdani.

Ramdani mengakui KKB pimpinan Egianus Kogoya merupakan kelompok kriminal yang sangat jahat dan kejam. Tercatat ia telah melakukan kejahatan sejak tahun 2017 yakni dimulai pembunuhan seorang operator alat berat dibarengi melukai TNI dan perampasan senjatanya.

"Jadi dengan modal senjata api itulah awalnya dia membuat kejahatan atau teror sampai saat ini. Pembakaran pesawat sudah berapa kali. Membunuh anggota sudah berapa kali dan membunuh warga sipil berapa kali. Jadi daftar dosanya banyak. Jadi penegakan hukum harus kita lakukan karena itu dari Polri meminta perbantuan dari TNI untuk membackup kita," ujarnya.

Sementara itu Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan TNI-Polri akan terus melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air. Pihaknya tidak mau berspekulasi soal kondisi pilot.

"Pada prinsipnya TNI Polri dalam penanganannya tidak menduga-duga. Melainkan dengan fakta, data dan kenyataan di lapangan," ungkapnya.

Saleh menjelaskan TNI dan Polri sampai sejauh ini terus menyusun strategi terbaik dalam mencari pilot asal Selandia Baru tersebut. Ia menduga bahwa pilot tersebut bisa saja dibawa oleh kelompok Egianus Kogoya atau simpatisannya.

"Upaya pencarian terus kita lakukan. Baik itu menggunakan patroli udara, satelit atau sumber daya teknologi yang kita miliki," ujarnya.

Sebelumnya, pesawat milik maskapai Susi Air dibakar KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Selasa (7/2). Lima penumpang pesawat berhasil dievakuasi, namun pilot berkewarganegaraan Selandia Baru belum diketahui kondisinya.


(hsr/sar)

Hide Ads