Tragis nasib wanita berinisial KR (37) di Pontianak, Kalimantan Barat, dan We Gusti di Sorong, Papua Barat. Keduanya mendapat amukan massa akibat tuduhan keji sebagai penculik anak.
Polisi mengungkapkan keduanya tidak terbukti sebagai penculik anak. Bahkan, keduanya diketahui mengalami gangguan mental dan kejiwaan.
Wanita di Sorong Diarak Setengah Bugil-Dibakar
Atas tuduhan sebagai penculik anak, We Gusti di Sorong, Papua Barat berakhir tragis. Ia diarak setengah bugil hingga dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wa Gesuti dibunuh secara keji di Kompleks Kokoda KM 8, Sorong Timur, Kota Sorong pada Selasa (24/1) sekitar pukul 06.30 WIT.
Kapolresta Sorong Kombes Happy Perdana Yudianto menjelaskan awalnya salah seorang warga tiba-tiba meneriaki korban atas dasar korban mirip dengan pelaku penculikan anak tersebut. Tuduhan itu seketika membuat sejumlah warga lainnya berdatangan ke lokasi.
Korban akhirnya dianiaya dan dipaksa setengah bugil. Selanjutnya, korban diarak warga.
"Ada yang teriaki satu orang. Dia diarak (dalam kondisi setengah bugil) terus dipukul begitu, digebukin," kata Happy.
Polisi turun tangan ke lokasi begitu menerima laporan insiden ini. Polisi juga sempat berusaha mengevakuasi korban.
Sayangnya massa sudah amukan massa sudah tidak terkendali. Setelah diamankan korban sendiri sempat dibawa ke rumah sakit. Namun nyawa korban tidak tertolong.
Sementara itu, Kombes Happy menegaskan bahwa korban bukan seorang penculik anak. Bahkan sosok Wa Gesuti ternyata orang dalam gangguan jiwa atau ODGJ. Hal ini menegaskan bahwa tuduhan korban sebagai penculik anak benar-benar hoaks.
"Jadi begini, yang bersangkutan itu memang benar ODGJ," ujar Kasat Reskrim Polresta Kota Sorong Iptu Ade Andini kepada detikcom, Minggu (29/1).
Selanjutnya wanita di Pontianak diamuk massa.
Wanita di Pontianak Diamuk Massa
Sementara wanita berinisial KR (37) di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) juga menjadi sasaran amukan warga akibat tuduhan sebagai penculik anak. Polisi memastikan tuduhan tersebut hanyalah hoax.
Korban diketahui memiliki gangguan mental. Ia mengidap depresi berat.
"Benar salah paham, karena ketidaktahuan warga terkait kondisi psikologi KR," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Indra Asrianto kepada detikcom, Senin (30/1).
Peristiwa itu terjadi di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan pada Sabtu (28/1). Beruntung KR tidak mengalami luka serius usai dihakimi warga.
Polisi berhasil mengamankan WR pun mengarahkan korban untuk menjalani observasi di rumah sakit jiwa.
"Hasil pemeriksaan tidak ada luka, jadi KR hanya kami arahkan ke rumah sakit jiwa untuk dilakukan observasi," terangnya.