Kasus Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama Virendy Marjefy (19) yang tewas saat mengikuti diksar Mapala Fakultas Teknik memasuki babak baru. Keluarga korban meminta jasad anaknya untuk diautopsi.
Sebelumnya pihak keluarga menolak jasad Virendy diautopsi lantaran ingin segera dimakamkan. Namun belakangan keluarga meminta pihak kepolisian melakukan autopsi dengan membongkar makam Virendy.
"Otopsi di makam, karena kan sudah dimakamkan (Virendy), dibongkar lagi," kata ayah korban, James Wehantouw kepada detikSulsel, Kamis (26/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
James mengatakan autopsi penting agar ada titik terang atas kasus yang menimpa anaknya. Dia berharap insiden serupa tidak terulang lagi kemudian hari.
"Kita ini negara hukum toh, supaya semua juga transparan tidak ada ditutup-tutupi lagi. Inikan juga kepentingan orang banyak, supaya kejadian ini tidak terulang kembali," terangnya.
Polisi Bongkar Makam Virendy
Makam mahasiswa Unhas, Virendy Marjefy dibongkar polisi usai pihak keluarga meminta dilakukan autopsi. Makam Virendy dibongkar kemarin pagi dan telah disemayamkan kembali.
"Iya gali kubur untuk autopsi. Pembongkaran hari ini (kemarin). Baru saja selesai, proses disemayamkan kembali," ujar Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Slamet kepada detikSulsel, Kamis (26/1).
Slamet menjelaskan, pihak keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi karena curiga kematian korban tidak wajar.
"Pihak keluarga menduga (kematian) tidak wajar, makanya minta diautopsi," kata Slamet.
Kronologi Virendy Tewas saat Mengikuti Diksar Mapala Unhas
Ketua Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas, Ibrahim menyebut korban sempat mengeluh kelelahan. Hal tersebut disampaikan korban ke panitia saat sedang perjalanan pada malam hari.
"Ya untuk kronologinya itu pada tanggal 13 kemarin malam sekitar pukul 20.40 almarhum itu dia mengeluh kecapean terus dia sementara terus berjalan dia duduk terus dia bilang kak capek saya capek," ujar Ibrahim kepada wartawan, Sabtu malam (14/1).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...