"Dari awal saya tidak mau berdamai. Ini sebagai efek jera sebab cara dia mendidik berlebihan," ungkap Herno saat dimintai konfirmasi detikSulsel, Sabtu (21/1/2023).
Herno menjelaskan, dirinya memang diminta untuk damai saat dipanggil oleh pihak kepolisian. Namun ia dengan tegas menolak.
"Di kantor polisi disampaikan mau mediasi. Saya bilang tetap lanjut, jadi sampai sekarang masih berlanjut," paparnya.
Herno mengatakan, pihak kepsek tersebut sempat menemui dirinya pada Jumat malam (20/1). Namun dia lagi-lagi menyatakan menolak berdamai.
"Tadi malam datang, ada kepsek bersama kepala desa, dan ada juga guru yang dampingi. Saya sampaikan lanjutkan di kantor polisi saja daripada bolak-balik mau temui saya," imbuhnya.
Herno menyampaikan, luka memar akibat pemukulan yang dialami anaknya cukup parah. Anaknya masih merintih kesakitan.
"Dia dipukul pagi sekitar pukul 9.00 di sekolah. Terus saat saya datang pukul 9 malam lihat kondisi masih merintih sakit jadi saya selaku orang tua pasti sedih mengapa anak saya diperlakukan begini," paparnya.
Dia mengaku juga sudah memindahkan anaknya. Harapannya agar anak tidak trauma bertemu kepsek pascakejadian.
"Saya sudah pindahkan anak saya ke SD yang lain," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepsek SD 284 Bonne-Bonne dilaporkan ke polisi oleh orang tua siswa karena anaknya dipukul. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pinrang pun turun tangan memediasi kedua belah pihak.
"Saya sudah hubungi kepsek (Talib) dan sudah dipanggil untuk menjelaskan kronologisnya," ungkap Kabid Pendidikan Dasar Dikbud Pinrang Mukhtar saat dikonfirmasi detikSulsel, Rabu (18/1/2023).
Sementara Kepsek SDN 184 Bonne-Bonne, Talib enggan memberikan komentar terkait laporan orang tua siswa terhadap dirinya. Menurutnya, kasus tersebut dalam proses damai.
"Mohon maaf saya tidak bisa jelaskan karena ini kami sudah dalam proses ingin berdamai," paparnya.
(hmw/alk)