Polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan bocah 11 tahun bernama Muh Fadli Sadewa alias Dewa oleh dua remaja di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal ini setelah polisi mengantongi petunjuk berupa CCTV dan saksi kunci yang menyaksikan saat korban dijemput salah satu pelaku.
Awalnya, Dewa bersama sepupunya, Alif sedang berada di depan minimarket saat pelaku AR menjemputnya. Alif lantas melaporkan hal tersebut ke keluarga bahwa Dewa diculik dan akan dibunuh.
Keluarga lantas membuat laporan polisi. Berdasarkan laporan tersebut polisi kemudian melakukan penyisiran di sejumlah titik untuk mencari petunjuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggota melakukan penyisiran CCTV dan mencari saksi-saksi dan diperoleh CCTV depan Indomaret Jalan Batua Raya bahwa korban dijemput pelaku AR," ujar Kasi Humas Polsek Panakkukang Aipda Ahmad Halim kepada detikSulsel, Selasa (10/1/2023).
CCTV itu menunjukkan korban dijemput oleh seseorang menggunakan sepeda motor. Setelah melakukan serangkaian penyelidikan lanjutan, polisi akhirnya dapat mengidentifikasi bawa pria yang menjemput korban adalah remaja AR (17).
Setelah mengantongi identitas pelaku, polisi bergerak meringkus AR di kediamannya di Jalan Batua Raya pada Selasa (10/1) dini hari. Selanjutnya, polisi juga melakukan pengembangan dan meringkus pelaku lainya inisial AF di Jalan Ujung Bori, Makassar.
Kedua pelaku kemudian menunjukkan tempat dia membuang mayat korban di Jalan Inspeksi Kanal, Makassar. Polisi pun bergerak ke lokasi.
"Fadli Sadewa yang dibuang di bawah jembatan dalam keadaan meninggal dunia terikat tali rafia warna hijau pada kaki yang terbungkus kantong plastik warna hitam," katanya.
Sepupu Saksikan Korban Dijemput Pelaku
Dewa tengah bersama sepupunya, Alif saat dijemput pelaku di depan sebuah minimarket. Alif sempat meminta Dewa untuk tidak mengikuti ajakan pelaku lantaran memiliki firasat pelaku memiliki niat jahat.
Pelaku AR (17) juga sempat membujuk Alif untuk ikut. Namun Alif menolak.
"Dia (Alif) bilang ndak (tidak) mauja saya Dewa pencuri anak-anak itu," ujar paman korban, Renal saat menceritakan kronologis penculikan Dewa kepada detikSulsel, Rabu (11/1).
Namun, Dewa tak mengindahkan peringatan itu dan tetap mengikuti pelaku setelah diiming-imingi uang Rp 50.000. Sementara Alif, kembali ke rumah dan menyampaikan ke neneknya jika Dewa dijemput oleh seseorang.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Alif Sebut Dewa Diculik dan Akan Dibunuh
Saat itu, Alif langsung menyampaikan bila sepupunya itu diculik. Laporan Alif itu membuat keluarga korban geger.
"Kembali itu dibilang Alif, yang satu kan yang kurus sepupunya, nabilang nek dijemput tadi Dewa, dicuriki, ada orang curiki," tuturnya.
Tak hanya itu, Alif bahkan menyebut Dewa akan dibunuh saat melaporkan kepada keluarga.
"Sampai di sini dia melapor bukan lagi pencuri anak, langsung dia bilang dibunuh Dewa, dibunuh Dewa. Dia (Alif) bilang begitu," imbuh Renal.
Renal menambahkan, Alif selalu mengatakan Dewa dibunuh. Hal tersebut disampaikan Alif sebelum jasad sepupunya itu ditemukan.
"Belum pi (ditemukan tewas), tapi ini Alif selalu nabilang dibunuh mi ini sepupunya (Dewa)," tuturnya.
Namun Alif tidak bicara saat melihat pelaku yang menghilangkan nyawa sepupunya. Alif hanya menangis ketika ditanya tentang pelaku AR.
"Setiap dia liat itu pelaku dia ndak mau bicara, lari, menangis terus, ditanya adami pelaku dia ndak mau bicara menangis terus," kata Renal.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku yakni remaja AR dan AF, motif dari pembunuhan yakni AR sudah satu tahun terobsesi menjual organ tubuh.
"AR ini dari tahun 2022 dia buka akun (website) terkait penjualan organ tubuh manusia. Organ tubuh itu kan hati, jantung, ginjal, paru. Itu per dolar kalau dirupiahkan kan mahal itu," ujar Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Jufri Natsir, Selasa (10/1).
Rencana pembunuhan tersebut sudah direncanakan oleh AR setelah membuka website jual beli organ manusia secara otodidak. Selama satu tahun belakangan, AR terus menyimpan hasrat menjual organ hingga akhirnya melihat kesempatan saat bertemu korban.
"Kurang lebih 1 tahun ada dalam benaknya membunuh korban. Cuma baru terlaksana hari Minggu kemarin," katanya.