Alif, sepupu bocah korban pembunuhan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Muh Fadli Sadewa alias Dewa (11) mengaku memiliki firasat jika Dewa akan dibunuh. Alif pun sempat melarang sepupunya itu ikut saat dijemput pelaku AR (17).
Alif memang bersama korban di depan minimarket saat pelaku AR menjemputnya. Setelah korban dan pelaku pergi, Alif kemudian pulang ke rumah dan menyampaikan ke keluarga bahwa Dewa akan dibunuh.
"Sampai di sini dia melapor bukan lagi pencuri anak, langsung dia bilang dibunuh Dewa, dibunuh Dewa. Dia (Alif) bilang begitu," ujar paman korban, Renal saat menceritakan kronologis penculikan Dewa kepada detikSulsel, Rabu (11/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renal menambahkan, Alif selalu mengatakan Dewa dibunuh. Hal tersebut disampaikan Alif sebelum jasad sepupunya itu ditemukan.
"Belum pi (ditemukan tewas), tapi ini Alif selalu nabilang dibunuh mi ini sepupunya (Dewa)," tuturnya.
Namun Alif tidak bicara saat melihat pelaku yang menghilangkan nyawa sepupunya. Alif hanya menangis ketika ditanya tentang pelaku AR.
"Setiap dia liat itu pelaku dia ndak mau bicara, lari, menangis terus, ditanya adami pelaku dia ndak mau bicara menangis terus," kata Renal.
Diketahui pelaku AR menjemput korban di depan sebuah minimarket di Jalan Batua Raya, Makassar, Minggu (8/1) sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu, AR membujuk korban agar membantunya membersihkan rumahnya.
"Pelaku membujuk korban membersihkan rumah dan menjanjikan upah Rp 50 ribu," kata Kasi Humas Polsek Panakkukang Aipda Ahmad Halim, Selasa (10/1).
Korban yang tergiur dengan upah Rp 50 ribu akhirnya sepakat dan dia pun naik ke motor pelaku AR. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah AF di Jalan Ujung Bori.
Dari rumah AF, kedua pelaku dan korban menuju ke rumah AR di Jalan Batua Raya 14. Rupanya, korban dibawa ke sana untuk dibunuh.
(hsr/asm)











































