Kronologi Balita Malang di Toraja Diculik Paman saat Tidur Lalu Dibunuh

Kronologi Balita Malang di Toraja Diculik Paman saat Tidur Lalu Dibunuh

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Selasa, 10 Jan 2023 08:05 WIB
Balita laki-laki berusia 1,2 tahun berinisial JJS di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dibunuh pamannya inisial E (40) mengalami luka mengerikan di kepala.
Foto: Pria berinisial E (40) pembunuh balita 1,2 tahun di Tana Toraja.(Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Tana Toraja -

Balita laki-laki berusia 1,2 tahun berinisial JJS di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibunuh pamannya inisial E (40). Pelaku menculik korban yang sedang tidur kemudian membunuhnya.

Kasat Reskrim Polres Tana Toraja AKP Sayid Ahmad menjelaskan awalnya korban tidur bersama neneknya Damaris Tangke Padang (73) di dalam kamar rumahnya pada Jumat (6/1). Pelaku diperkirakan menculik korban pada Sabtu (7/1) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita.

"Sekitar pukul 02.00 Wita, Damaris bangun hendak ke kamar mandi dan melihat korban sudah tidak ada di sampingnya, sehingga dia langsung mencari korban dan menemukan selimut korban sudah berada di luar kamar tidur," jelas Ahmad kepada detikSulsel, Senin (9/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengetahui cucunya tidak ada, Damaris lantas meminta bantuan kepada tetangganya untuk mencari cucunya itu. Korban kemudian ditemukan oleh warga dalam kondisi meninggal dunia di pohon kakao dengan jarak sekitar 100 meter dari belakang rumah korban.

"Saat keluarga dibantu warga melakukan pencarian, korban ditemukan di belakang rumah di pohon kakao dalam keadaan sudah tidak bernyawa," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Saat ditemukan korban memiliki luka lebab disekujur tubuhnya. Bahkan tengkorak kepalanya pecah.

Pelaku Punya Riwayat Gangguan Kejiwaan

Ahmad menambahkan pelaku E memiliki riwayat gangguan kejiwaan atau ODGJ. Hal ini diperkuat dengan kartu ODGJ yang dimiliki pelaku.

Selain itu pelaku juga sudah sering melakukan kekerasan kepada anak-anak.

"Iya sudah dipastikan pelaku E itu ODGJ. Dari hasil pemeriksaan saksi dari pihak keluarga, E sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak lama," kata Ahmad.

Ahmad menambahkan, pelaku E memang sering mengamuk saat mendengar suara tangisan bayi. Bahkan, di beberapa kesempatan pelaku E pernah kedapatan hampir melakukan kekerasan kepada anak-anak di sekitar rumahnya.

"Keluarga bilang dia sering mengamuk kalau mendengar suara anak-anak menangis. Pernah juga warga dapat hampir lakukan kekerasan terhadap anak, beruntung warga dapat saat itu. Memang keluarga sudah berencana bangunkan rumah untuk dia sendiri tapi itu belum dilakukan," ungkapnya.




(alk/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads