Polisi menyelidiki kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja berinisial FB (16) yang diduga dilakukan anak petinggi polri inisial RC (19) di lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan. Polisi telah memeriksa pelapor dan beberapa saksi.
"Masih dilakukan pendalaman dan penyelidikan sesuai prosedur," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy saat dihubungi detikcom, Kamis (17/11).
Irwandhy menuturkan pihaknya telah mengambil keterangan beberapa saksi terkait dugaan penganiayaan tersebut. Termasuk dari pihak pelapor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pelapor dan saksi lain sudah dilakukan pemeriksaan," kata Irwandhy.
Namun terlapor hingga saat ini belum diperiksa. Irwandhy mengaku pemeriksaan terlapor akan dilakukan sesuai tahapan penanganan perkara.
"Tahapan penanganan perkara, sampai saat ini berjalan sesuai prosedur," imbuhnya.
Kronologi Kejadian
Remaja berinisial FB diduga dianiaya pada Sabtu (12/11). Saat itu korban dituding menyembunyikan topi milik RC.
"Tiba-tiba anak saya pulang ke rumah, terus dia lapor dia dipukul sama salah satu anak petinggi polisi. Tempat kejadiannya itu di PTIK," kata ibu korban, Yusna, di Polda Metro Jaya, Jakarta, dikutip dari detikNews, Selasa (15/11).
Yusna membeberkan bahwa anaknya dipukul oleh pelaku di lapangan dan parkiran PTIK. Kejadian tersebut menurutnya dilihat langsung oleh pelatihnya.
"Yang paling bikin saya miris itu pelatihnya itu tahu kalau anak saya sudah dibuat bonyok sama anak ini dan dia lihat sendiri kalau anak saya sudah dipukul sama anak itu," katanya.
Diketahui korban dan pelaku sama-sama mengikuti pelatihan bagi calon pendaftar Akpol di PTIK. Usai kejadian korban justru meminta maaf kepada pelaku.
"Ketika anak saya minta maaf, anak itu nggak mau terima maaf saya. Terus dipaksain 'itu si Bagas sudah minta maaf'. Jadi dia tepis tangan Bagas terus bilang 'oke kali ini saya maafin, tapi besok gue habisin lu'," beber Yusna.
Yusna menambahkan bahwa pelaku selalu membuat masalah. Saat berbuat, pelaku menyebutkan jabatan ayahnya di kepolisian.
"Karena di mana-mana dia membuat masalah, dia selalu membawa nama anak kombes, 'saya ini anak kombes'," jelas Yusna.
Kasus penganiayaan itu telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Sabtu (12/11). Laporan itu teregister dengan nomor LP/3596/XI/2022/RJS, Sabtu, 12 November 2022.
(hsr/ata)