Kasus Suap Penerimaan Mahasiswa Unila, KPK Panggil Dosen ITB dan ITS

Berita Nasional

Kasus Suap Penerimaan Mahasiswa Unila, KPK Panggil Dosen ITB dan ITS

Tim detikNews - detikSulsel
Rabu, 09 Nov 2022 17:12 WIB
Gedung KPK
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemanggilan terhadap dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Riza Satria Perdana dan dosen Informasi Institut Teknologi Surabaya (ITS), Arif Djunaidy terkait kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru Universitas Lampung (Unila). Keduanya dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi.

Dilansir dari detiknews, Kabag pemberitaan KPK, Ali Fikri mengatakan pemeriksaan terhadap Riza Satria Perdana dan Arif Junaidi sebagai saksi dilakukan hari ini, Rabu (9/11/2022).

"Hari ini pemeriksaan saksi TPK suap oleh penyelenggara negara atau yang mewakilinya terkait penerimaan calon mahasiswa baru pada Universitas Lampung tahun 2022," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (9/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Ali tidak menyampaikan materi apa yang nantinya akan digali dari saksi. Namun dia menegaskan bahwa pemeriksaan akan dilakukan di Gedung KPK.

"Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK. Jalan Kuningan Persada Kav 4 Setiabudi Jakarta Selatan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, diketahui Rektor Unila Prof Dr Karomani dan Wakil Rektor I Bidang Akademik Heryand, Heryand, Ketua Senat Unila Muhammad Basri, dan pihak swasta Andi Desfiandi telah terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Sabtu (20/8).

Dalam OTT tersebut, KPK menyita uang tunai sejumlah Rp 414,5 juta, slip setoran deposito dengan nilai Rp 800 juta, hingga kunci safe deposit box yang diduga berisi emas senilai Rp 1,4 miliar. Selain itu, KPK juga menyita kartu ATM dan buku tabungan berisi uang senilai Rp 1,8 miliar.

Dalam konstruksi perkara kasus tersebut, pihak KPK menduga Karomani aktif terlibat dalam menentukan kelulusan calon mahasiswa baru dalam Seleksi Mandiri Masuk Universitas Lampung (Simanila). Karomani diduga mematok harga yang bervariasi, mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 350 juta untuk meluluskan calon mahasiswa baru.




(urw/asm)

Hide Ads