Sejumlah orang tidak dikenal (OTK) menganiaya 8 orang atlet dayung Kepulauan Selayar yang berlaga pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) di Kabupaten Sinjai. Akibatnya sejumlah atlet mengalami luka-luka, hingga kepala bocor.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi di sekitar arena dayung muara Sungai Tangka di Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai pada Selasa (25/10). Atlet yang dianiaya yakni Muh Iksan, Defi Ariani Safitri, Zulhan Noer, Subhan, Akil, Meldiawan, Arwin, dan Farham.
"Tim dayung kami dianiaya oleh orang tak dikenal," kata Ketua KONI Kabupaten Kepulauan Selayar Jonny Hidayah saat ditemui detikSulsel di Mapolres Sinjai, Selasa (25/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonny mengatakan, insiden penganiayaan itu terjadi saat atlet selesai bertanding dan hendak balik ke mes menggunakan mobil. Namun dalam perjalanan tiba-tiba ada orang yang menyerang.
"Pas kejadian atlet kita ini berusaha lari mengamankan diri. Tetapi dari 8 orang yang diserang ada 5 orang yang mengalami luka-luka, ada yang bocor kepalanya," sebutnya.
Para atlet tersebut kemudian menjalani perawatan di Puskesmas Balang Nipa. Ada juga atlet yang sementara menjalani visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai.
"Atlet kami yang dianiaya rata-rata yang masuk final. Rata-rata mereka yang dapat emas. Perolehan medali Selayar di dayung sudah ada 5 emas, perak 3, dan perunggu 4," jelasnya.
Pihaknya pun sudah melaporkan kejadian ini ke polisi. Jonny berharap agar kasus ini segera diusut tuntas dan pelaku ditangkap.
"Kami laporkan langsung ke Polres Sinjai," ungkapnya
KONI Selayar Minta Cabor Dayung Ditunda
Melihat kondisi para atlet dayung Selayar yang cedera karena insiden penyerangan itu. KONI Selayar meminta cabor dayung ditunda untuk sementara waktu.
"Nanti kalau untuk dayung kami tidak akan turun besok di partai final karena cedera juga atlet, ditambah kalau tidak ada pengamanan kami khawatir. Yang jelas kami minta dulu ditunda ini," tegasnya.
Selain itu, KONI juga mengancam akan memboikot Porprov cabor dayung jika tidak ada pengamanan usai atletnya diserang OTK.
"Ada rencana kami akan boikot untuk dayung kalau tidak ada pengamanan," kata Jonny Hidayah, Selasa (25/10).
Pihaknya juga menyayangkan standar pengamanan Porprov Sulsel. Insiden ini membuat atletnya trauma dan merasa keselamatannya terancam.
"Kami sangat menyesalkan pihak penyelenggara dengan adanya insiden ini. Kami merasa sangat dirugikan dengan adanya hal seperti ini. Belum lagi atlet putri kami yang mengalami trauma akibat kejadian ini, penyelenggara harus bertanggung jawab," sambung Jonny.
Polisi Amankan 2 Pelaku Penganiayaan
Sehari pasca kejadian, Polisi berhasil mengamankan 2 pelaku penganiayaan terhadap 8 atlet dayung Selayar yang berlaga di Porprov Sulsel di Kabupaten Sinjai tersebut. Pelaku berinisial SN (20) dan DN (24) diamankan di Mapolres Sinjai.
"Dua orang pelaku sudah diamankan, semuanya merupakan pelaku yang memukul menggunakan dayung kepada atlet Selayar. Saat ini diamankan di Mapolres Sinjai," kata Kasat Reskrim Polres Sinjai AKP Syahruddin kepada detikSulsel, Rabu (26/10).
Kedua pelaku merupakan nelayan yang tinggal di Larea-rea, Jalan Halim Perdanakusuma, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara. Pelaku diringkus di rumahnya tanpa melakukan perlawanan.
Syahruddin menceritakan kronologi kejadian tersebut. Ia mengatakan penganiayaan terjadi Selasa (25/10) sekitar pukul 17.45 Wita.
Para korban tersebut hendak kembali ke tempat penginapan setelah melakukan pertandingan cabor dayung dengan menggunakan kendaraan. Namun tiba-tiba datang para pelaku menghampiri para atlet dayung Selayar dan mengatakan kata-kata tidak pantas. Namun para korban dari Kabupaten Selayar tidak menghiraukan teriakan para pelaku.
"Para pelaku marah-marah dengan melontarkan kata-kata menggunakan bahasa Bugis. Kemudian mereka secara tiba-tiba melakukan pemukulan terhadap para korban. Salah satu pelaku memukul korban menggunakan alat dayung perahu. Setelah kejadian tersebut para pelaku langsung melarikan diri," bebernya.
Usai insiden penganiayaan, para korban kemudian melaporkan kejadian ini ke polisi. Syahruddin menuturkan usai menerima laporan korban, pihaknya langsung bergerak cepat mencari pelaku. Keduanya berhasil diamankan pada Rabu (26/10) sekitar pukul 01.00 Wita.
"Saat dilakukan interogasi, pelaku DN mengakui melakukan penganiayaan dengan cara menempeleng salah satu korban dan memukul salah satu korban dengan menggunakan dayung yang mengenai kepala korban. Sedangkan SN melakukan penganiayaan dengan cara meninju kepala salah satu korban menggunakan kepalan tangan kanan," jelasnya.
"Saat ini Sat Reskrim Polres Sinjai masih melakukan pengembangan untuk mengungkap apakah masih ada pelaku lain dalam kasus tersebut," sambung Syahruddin.
Selengkapnya di halaman berikut..
Berawal dari Saling Ejek
Syahruddin mengatakan motif pelaku melakukan penyerangan karena ada ketersinggungan. Pasalnya antara korban dan berlaku sebelumnya saling ejek saat pertandingan.
"Saling ketersinggungan, saling mengejek saat bertanding. Sudah baku teriak-teriak awalnya sehingga terjadi insiden penyerangan," kata Syahruddin .
Namun saat diinterogasi, pelaku dan korban tidak ada yang mengaku siapa yang pertama yang mulai mengejek. Syahruddin menyebut mereka saling menuding. Tetapi dipastikan warga Sinjai yang melakukan penyerangan.
"Tidak ditahu siapa yang memulai pertama mengejek, karena keduanya mengatakan saya didahului. Yang pasti sudah ada 2 pelaku diamankan orang Sinjai," sebutnya.
Syahruddin menambahkan, saat ini pihak polisi menambahkan jumlah pengamanan di cabang olahraga dayung untuk menghindari kejadian tersebut terulang. Termasuk memberikan jaminan keamanan kepada atlet Selayar.
"Kami sudah jamin keamanan atlet dayung asal Selayar. Kami sudah dari lokasi juga," jelasnya.
Bupati Sinjai Minta Maaf ke Atlet Dayung Selayar
Buntut dari kejadian ini, Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa menyampaikan permohonan maaf ke kontingen Selayar. Ia menyayangkan adanya insiden penganiayaan tersebut.
"Atas nama pemerintah Kabupaten Sinjai dan masyarakat Sinjai kami minta maaf atas kejadian ini. Kami sangat menyesal adanya tindakan di luar kendali yang merugikan atlet asal Selayar," kata Andi Seto, Rabu (26/10).
Lebih labjut, Andi Seto menegaskan akan lebih memperhatikan keamanan semua atlet. Termasuk melakukan koordinasi dengan Polres Sinjai agar keamanan ditingkatkan.
"Kami sudah koordinasi kepada Polres Sinjai untuk meningkatkan pengamanan di setiap cabang olahraga (Cabor). Terlebih cabor yang bertanding di masing-masing venue," sebutnya.
Insiden ini juga disebutnya akan menjadi evaluasi pihaknya agar lebih mengutamakan keamanan semua atlet. Termasuk memberikan jaminan rasa aman kepada semua atlet dalam bertanding di Porprov Sinjai.
"Untuk kasus ini serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib. Saya juga mengimbau kepada seluruh atlet, official, dan masyarakat agar tetap menjaga persaudaraan dan fair play. Sportifitas di atas segalanya," jelasnya.