Gubernur Papua Lukas Enembe hari ini mendatangkan dua dokter spesialis dan seorang perawat dari Singapura. Tim kuasa hukum Lukas Enembe menjelaskan mengapa kliennya sampai harus memakai jasa dokter dari luar negeri.
"Kenapa memilih ahli kesehatan atau dokter dari Singapura karena Gubernur Papua sudah dirawat 8 tahun di sana, khususnya di RS Elisabeth Singapura dan 1 lagi saya tidak hafal. Jadi ada tim dokter dari dua rumah sakit di Singapura," ujar kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Tenwarin kepada wartawan di Jayapura, Selasa (11/10/2022).
Tim dokter dari Singapura tersebut terdiri dari spesialis jantung Patrick Ang Cheng Ho dan spesialis internis Mardina Binte Ayob. Kedua dokter itu didampingi perawat Snooky Tabiliran Lapas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aloysius menjelaskan kedatangan tim dokter yang sudah berada di Kota Jayapura ini nantinya akan melihat perkembangan kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Kami belum tau berapa lama tim dokter ini berada di Jayapura. Pastinya mereka akan mengecek kondisi dan kesehatan Gubernur secara medis. Nanti akan direkam dan dianalisa," tegasnya.
Aloysius menambahkan sebenarnya masih ada 1 dokter lagi yang belum bisa hadir ke Jayapura.
"Harusnya dokter spesialis yang hadir 3 orang. Namun untuk saat ini baru tiba 2 orang dokter. Nanti saya akan cek kenapa belum hadir, termasuk dokter spesialis apa saja mereka. Saya belum dapat datanya secara detail, yang pasti ada dokter jantung," lugasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
"Rencana keberangkatan ada 3 dokter. Dokter spesialis jantung, kemudian dokter spesialis sub ginjal, dan ada salah satu dokter internis, dan 2 perawat," ungkap Anton kepada wartawan di Jayapura, Jumat malam (7/10).
Anton mengatakan pengawasan kondisi kesehatan Lukas Enembe masih terus dilakukan saat ini. Pihaknya juga menunggu beberapa obat yang nantinya akan dibawa oleh dokter spesialis dari Singapura.
"Beberapa kelanjutannya, terapi, ada obat yang ditambah, ada 2 (obat) yang masih akan dibawa oleh dokter spesialis," sebutnya.
Dia menyampaikan pihaknya saat ini juga masih melakukan beberapa observasi ketat secara rutin terhadap Lukas Enembe. Seperti pemeriksaan tensi darah dan berat badan yang dilakukan setiap bangun tidur.
"Masih melakukan beberapa observasi ketat seperti tensi, setiap dua jam saya harus tensi, kemudian pengukuran berat badan sebelum tidur, kemudian bangun tidur pagi," terangnya.
Dua Kali Dipanggil KPK
Diketahui, Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi. Lukas Enembe tidak menghadiri panggilan KPK dengan alasan sakit.
Lukas Enembe pertama kali dipanggil dalam kasus dugaan kasus suap dan gratifikasi APBD Provinsi Papua pada tanggal 12 September 2022. Saat itu, Lukas Enembe masih sebagai saksi di tahap penyelidikan.
Jadi Saksi di KPK terkait Suap-Gratifikasi
Namun pemanggilan di Polda Papua saat itu, tidak dihadiri Lukas Enembe. Dia mengutus penasehat hukumnya untuk menjelaskan ketidakhadirannya.
Kemudian pada Senin 26 September 2022 KPK menetapkan perkara Lukas Enembe ke tahap penyidikan. KPK melayangkan surat panggilan pertama sebagai tersangka kepada Lukas Enembe.
Panggilan pertama Lukas Enembe sebagai tersangka juga tidak dihadiri. Lukas kembali mengirimkan tim kuasa hukumnya untuk memberikan alasan kesehatan.
Simak Video "Mencicipi Papeda Khas Kuliner Tradisional Jayapura, Papua"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/hmw)