Karyawan koperasi di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ismail Bundu (21) tewas dibunuh secara sadis oleh orang tak dikenal (OTK). Zainab, ibu rumah tangga (IRT) yang bertetangga dengan kantor korban mengaku sedang memasak kue saat peristiwa itu terjadi.
Namun, ia tidak mengetahui adanya terjadi pembunuhan di samping rumahnya. Zainab mengaku mengetahui bahwa tetangganya tersebut tewas dibunuh setelah mendapat chat dari tetangga lainnya.
"Baru tahu sekitar jam 3 subuh dichat sama istrinya polisi (tetangga), bilang tetangga ta itu ada yang diparangi. Saya juga tidak keluar, saya dengar ji cerita-cerita Pak Polisi," tutur Zainab kepada detikSulsel saat ditemui di lokasi di BTN Gangga Permai, Lingkungan Gangga, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Gowa, Jumat (7/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak keluar, saya juga tidak tahu bilang ada orang meninggal. Saat itu saya tidak bisa tidur tinggal ka main HP, pas adzan (subuh) saya bangun pergi bikin kue habis itu sholat. Tidak lama setelah bikin kue saya dichat lagi sama ibu tadi bahwa meninggal langsung ma keluar. Liat lewat jendela, saya liat sudah ada garis polisi, sudah banyak orang. Tapi tetap saya tidak keluar saya lanjut bikin kue," lanjutnya.
Zainab mengaku sempat mendengar ada suara teriakan dari luar rumahnya yang diduga dari kantor koperasi tersebut. Saat itu dia terbangun namun tidak memeriksa sumber suara tersebut.
"Pas ada suara teriakan saya bangun, teriakan woi," katanya.
Dia mengatakan teriakan tersebut terdengar sekitar pukul 01.53 Wita. Setelah itu dia juga mengaku mendengar suara seperti orang sedang berlari lalu suara motor keluar meninggalkan kompleks tempat tinggalnya.
"Saya langsung kaget dan langsung saya lihat jam kenapa ada ribut-ribut, sekitar pukul 01.53 Wita. Pada saat ada teriakan woi itu ada mi kayak mengejar pakai kaki (suara kaki mengejar), tidak lama kemudian ada dua motor keluar (pergi meninggalkan kompleks). Suara teriakan ji dan motor saya dengar tidak ada suara kayak adu mulut dan lainnya," ujar Zainab.
Zainab menuturkan korban dan rekan-rekannya belum lama menetap dalam rumah yang dijadikan sebagai kantor koperasi tersebut. Selama berkantor di kompleks tersebut para karyawan koperasi juga disebut jarang berinteraksi dengan warga setempat sehingga tak ada satupun korban yang dia kenal.
"Selama beraktivitas di sini tidak ada yang berinteraksi sama warga di sini. Saya selama bertetangga tidak bertanya-tanya. Pas saya keluar juga saya lewat tidak ada juga senyum, jadi saya tidak kenal siapa orangnya," tuturnya.
Selama beraktivitas pun rumah yang dijadikan kantor itu disebut baru mulai aktif menjelang malam hari. Ini karena karyawannya baru kelihatan dan suaranya terdengar pada malam hari. Sepengetahuan Zainab karyawan yang terdaftar di kantor tersebut kurang lebih 10 orang.
"Aktivitasnya seperti koperasi simpan pinjam. Rumah ini dijadikan kantor, aktivitasnya dia kebanyakan malam kumpul karena kalau siang semua keluar menagih. Kalau malam itu sekitar jam 10 jam atau 11 malam baru ribut. Biasa banyak orang kalau tengah malam," pungkasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Korban Dibunuh Secara Sadis
Ismail Bundu (21), seorang karyawan di Gowa tewas dibunuh secara sadis di kantornya oleh orang tak dikenal (OTK). Korban tewas dengan 10 luka akibat benda tajam.
"Luka terbuka pada leher belakang sebelah kiri panjang 12 centimeter, lebar 3 centimeter," ujar Kanit Reskrim Polsek Bontonompo Iptu Syarifuddin saat ditemui detikSulsel di Polsek Bontonompo, Jumat (7/10).
Korban tewas di tempat kerjanya di kantor koperasi, BTN Gangga Permai, Gowa pada Jumat (7/10) sekitar pukul 01.30 Wita.
Selain luka dengan panjang 12 centimeter, korban juga mengalami luka di leher masing-masing dengan panjang 5 centimeter, 6 centimeter dan 5 centimeter. Juga terdapat luka pada bagian wajah yakni di jidat dengan panjang 8 centimeter, pipi kiri panjang 6 centimeter, luka tusuk di dagu kanan dengan panjang 2 centimeter.
Lalu terdapat luka gores pada dada kanan, jari jempol kiri hampir putus, dan luka terbuka pada tangan kanan dengan panjang 12 centimeter. Hingga saat ini polisi belum bisa memastikan luka tersebut apakah sabetan parang atau badik.
"Luka sabetan itu belum bisa dipastikan apakah parang atau badik. Intinya tusukan senjata tajam. Analisa sementara dugaannya semacam badik bendanya runcing dan tajam," ujar Syarifuddin.