Mantan Danton Dalmas Polres Paniai Bripka Riddo Bagaray mengaku mencari perlindungan ke Polsek Paniai Timur saat massa ricuh di depan Kantor Koramil 1705-02/Enarotali. Riddo mengatakan dia terpaksa melakukan itu karena enggan mati sia-sia alias mati konyol.
Hal ini diungkapkan saksi Riddo saat dihadirkan tim jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Rabu (28/9/2022). Menurut Riddo, situasi di depan Polsek Paniai Timur dan Koramil 1705-02/Enarotali sudah tak kondusif sejak timnya tiba untuk melakukan pengamanan pada Senin, 8 Desember 2014.
"Ketika anda diperintah oleh Pak Kapolres kemudian bersama ke Polsek mereka sudah ramai di situ? Sudah rusuh?," tanya tim jaksa penuntut umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riddo membenarkan pertanyaan jaksa tersebut. Situasinya memang kondisi sudah ricuh yang disebut-sebut karena masyarakat menuntut oknum TNI bertanggung jawab atas peristiwa pada Minggu, 7 Desember 2014 malam.
"Sudah rusuh," kata Riddo.
Jaksa lantas menanyakan apa yang dilakukan oleh saksi. Riddo mengatakan dia terpaksa mencari perlindungan ke Polsek Paniai Timur.
"Kami cari perlindungan Pak di Polsek. Di truk, belakang truk sampah pak saya sama anggota saya.
Riddo menjelaskan bahwa dia sebenarnya sudah melepaskan tembakan peringatan. Saksi tembakan peringatan langsung dilakukan karena massa sudah tak terkendali dan semakin tak terkendali saat dia melepaskan tembakan peringatan.
"Kami lakukan tembakan peringatan. Siap (langsung)," katanya.
Eks Danton Dalmas Enggan Mati Konyol
Jaksa juga menanyakan penanganan unjuk rasa yang diketahui oleh saksi. Saksi lantas menjelaskan ada prosedur penanganan unjuk rasa yang diatur dalam Peraturan Kapolri.
"Itu ada prosedurnya, Pak," katanya.
Menurut Riddo, situasi di lapangan terbagi menjadi situasi merah, kuning dan merah. Namun Riddo mengaku tak dapat berpatokan lagi terhadap pedoman tersebut karena dia bisa saja mati konyol.
"Ada situasi hijau, kuning sama situasi merah. Kami tidak bisa pakai aturan hukum, yang ada kami mati bodoh-bodoh Pak," katanya.
Riddo membela diri bahwa situasi yang terjadi di lokasi memang tiba-tiba.
"Tidak ada (penyampaian sebelumnya). Siap. Karena darurat, tiba-tiba," katanya.
(hmw/nvl)