Oknum polisi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Aipda S tetap akan menjalani sidang disiplin terkait kasus penganiayaan terhadap emak-emak inisial SK. Saat ini, Aipda S masih ditahan meski korban sudah sepakat untuk berdamai.
"Walaupun sudah damai, kita akan sidangkan kan. Sidang disiplin," kata Kapolres Pinrang, AKBP Moh Roni Mustofa saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (22/9/2022).
Roni membeberkan bahwa Aipda S terancam disanksi demosi atas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan. Namun putusannya tergantung hasil sidang disiplin nantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti tim sidang yang akan memutuskan demosi atau apa jenis hukumannya," kata Roni.
Roni belum bisa memastikan kapan Aipda S akan menjalani disiplin. Sehingga saat ini Aipda S masih ditahan sampai ada kejelasan sidang disiplin.
"Kita lihat dulu perkembangan (masa tahanan). Yang jelas kita masih tahan dulu yang bersangkutan," tutupnya.
Diketahui peristiwa penganiayaan itu terjadi di Desa Waetuoe, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang pada Kamis (15/9).
Korban Merupakan Orang Kepercayaan Keluarga Pelaku
Emak-emak inisial SK yang menjadi korban penganiayaan oknum polisi Aipda S di Pinrang merupakan orang kepercayaannya. Apalagi mereka masih memiliki hubungan keluarga.
"Keduanya (Aipda S dan SK) masih punya hubungan keluarga dan dia (SK) merupakan orang kepercayaan (Aipda S) sebenarnya," ungkap Kepala Dusun Waetuoe, Muliadi saat dikonfirmasi detikSulsel, Sabtu (17/9).
Muliadi mengatakan korban selama ini dipercaya untuk menjual ikan hasil empang dari orang tua Aipda S. Namun kepercayaan itu disalahgunakan oleh korban dengan menilap hasil penjualan ikan.
"Pak polisi (Aida S) itu kesal dan kecewa sebab yang dilaporkan dijual itu sedikit tetapi ternyata yang dijual itu banyak," ungkapnya.
Selain dipercaya untuk menjual ikan hasil empang, korban juga dipekerjakan keluarga Aipda S di usaha keluarga yang lain. Usaha yang dimaksud adalah usaha pembuatan batu bata miliki orang tua Aipda S.
"Dia (SK) bekerja di mamanya itu Pak Aipda S, sebagai karyawan, bikin batu merah," tuturnya.
(hsr/asm)