Polisi menggelar rekonstruksi kasus mutilasi siswi SMA inisial M (17) di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh pacarnya inisial A (17). Pelaku memperagakan 15 adegan saat reka ulang kasus tersebut.
"Lebih 15 tadi itu (rekonstruksi). Dua jam ji tadi rampung. Fokus di TKP saja bagaimana dia melakukan (pembunuhan)," kata Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Rudi saat dikonfirmasi detikSulsel, Jumat (16/9/2022).
Pelaku menghabisi nyawa korban di Sungai Biangloe, Dusun Barua, Desa Barua, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng, Kamis (1/9) pagi. Jasad korban pertama kali ditemukan pada, Minggu (11/9) sekitar pukul 13.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari proses rekonstruksi tersebut terungkap jika pelaku sempat kembali ke sekolah usai membunuh dan memutilasi pacarnya.
"Iya, langsung pulang (kembali) ke sekolah (setelah membunuh korban)," tuturnya.
Pelaku dan korban disebut tidak masuk sekolah pada saat kejadian. Keduanya janjian untuk bolos dari sekolah dan menuju ke lokasi tempat kejadian (TKP).
"Pagi (dibunuh), tidak masuk sekolah pagi," sebutnya.
Sebelum korban dihabisi, pelaku disebut sempat membawa korban mengelilingi kolam renang atau lebih dikenal dengan sebutan permandian Eremerasa Ermes Bantaeng sebelum turun menuju ke TKP.
Saat itu di lokasi tempat permandian disebut masih sepi pada pagi hari. Belum ada pengunjung yang datang.
"Iya masih pagi, belum ada orang," ujarnya.
Sementara terkait pisau yang dibawa pelaku, disebut digunakan pelaku A untuk menghabisi nyawa M. Pelaku menghabisi korban mulai dari mencekik, hingga menikam korban.
"Semua, dicekik, ditikam juga. Sama ji kalau rekonstruksikan hanya dipraktekkan saja. Intinya sama ji," tutur Rudi.
Sementara untuk proses memutilasi korban, pelaku dikatakan menggunakan pisau, batu hanya dijadikan landasan untuk memotong kaki korban. Pisau yang digunakan pelaku pun dibawa pulang kembali dan tak dibuang.
"Batu hanya sebagai landasan saja, tumpuan," pungkasnya.
(sar/hsr)