Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) meragukan pernyataan Komnas HAM yang menyebut ada dugaan kuat Putri Candrawati dilecehkan oleh Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Menurut LPSK, ada hal yang janggal dan tidak sesuai saat dilakukan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
Dilansir dari detikNews, Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menyebut, dalam rekonstruksi tersebut ada adegan yang menunjukkan Putri Candrawathi masih bertanya kepada Kuat Ma'ruf tentang keberadaan Yosua dan bertemu dengan Yosua. Hal itu menurut Edwin, justru menunjukkan indikasi bahwa tidak ada peristiwa pelecehan seksual sebelumnya.
"Ini kan tergambar di rekonstruksi, bayangkan saja bagaimana kok korban dari kekerasan seksual masih bertanya tentang pelakunya dan masih bisa bertemu dengan pelakunya secara fisik di ruang pribadinya yang merupakan tempat peristiwa dugaan itu," kata Edwin, Selasa (6/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edwin menambahkan, umumnya korban pelecehan akan mengalami trauma bahkan depresi dan tidak ingin bertemu dengan pelaku. Namun, baik terduga pelaku maupun korban masih berada di rumah yang sama pada tanggal 7 dan 8 Juli.
"Yosua masih tinggal menginap di rumah itu. Itu rumahnya kalau kita pakai pendekatan kekerasan seksual itu rumahnya korban, korban punya kekuasaan, kok korban masih bisa tinggal bersama pelaku," tanyanya.
Adegan Putri Bertemu Yosua di Rekonstruksi
Adegan dalam rekonstruksi saat Putri bertemu Yosua yang disebut LPSK memang ada di dalam rekonstruksi seperti yang ditayangkan kanal YouTube Polri TV pada Selasa (30/8) lalu. Dalam tayangan rekonstruksi, Putri Candrawathi yang menggunakan baju putih tampak memperagakan adegan berbaring di kasur.
Kemudian, dilanjutkan dengan adegan Kuat Ma'ruf datang mendekat ke Putri yang sedang berbaring. Kuat Ma'ruf dalam reka adegan itu tampak duduk di lantai namun tak ada suara yang terdengar dalam siaran langsung rekonstruksi tersebut.
Isi percakapan dalam rekonstruksi tersebut belakangan diungkap oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang mengikuti langsung rekonstruksi tersebut. Taufan menyebut, saat itu Putri berpesan agar Kuat tidak terlibat keributan dengan Yosua.
"Bilang gitu, 'Jangan ribut-ributlah, selesaikan saja dengan baik-baik'," kata Taufan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lebih lanjut, Taufan juga mengatakan ada peristiwa Putri terjatuh di kamar mandi sebelumnya, namun tidak direka ulang. Selain itu, ada juga adegan lain yang tidak diperagakan, yaitu dugaan pelecehan serta momen saat Yosua disebut-sebut hendak membopong Putri Candrawathi.
"Iya terus dia naik itu tanggal 7 (Juli), tanggal 4 (Juli) nggak ada, gitu saja. Ada upaya mereka menganggap itu tidak lazim, mereka bilang nggak senonoh, masa dia mau bopong ibu, walaupun dia nggak sendiri, dia ajak si Richard, tapi sebelum dilakukan ditegur," ujar Taufan.
Dalam tayangan rekonstruksi yang dilihat, tampak setelah itu pemeran Brigadir Yosua datang mendekat ke Putri Candrawathi yang masih berbaring. Dalam reka adegan yang dilakukan, Putri Candrawathi tampak berbaring, sementara Brigadir Yosua terlihat duduk di lantai.
Tak ada suara apa-apa yang terdengar dari siaran langsung lokasi rekonstruksi tersebut. Yosua terlihat hanya duduk sementara Putri tetap berbaring.
Laporan Dugaan Tindak Pelecehan Putri Sempat Disetop
Pada awal kemunculan kasus ini, Yosua dilaporkan tewas karena peristiwa baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Disebutkan bahwa saat itu Yosua melakukan pelecehan terhadap Putri yang membuat Putri berteriak dan didengar Eliezer.
Disebutkan, saat itulah peristiwa baku tembak antara Eliezer dengan Yosua yang menyebabkan Yosua tewas. Saat itu Ferdy Sambo bersama istri melaporkan dugaan pelecehan terhadap Putri dengan terlapor Yosua.
Setelah proses penyidikan berjalan, laporan dugaan pelecehan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga itu lalu disetop polisi karena tak ada dugaan tindak pidana pelecehan yang terjadi. Jika pun memang ada, disebutkan dugaan pelecehan itu mungkin terjadi di Magelang.
Dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawathi kembali mencuat usai Komnas HAM menyampaikan laporan hasil penyelidikan terkait kasus pembunuhan Brigadir J. Komnas HAM bersama Komnas Perempuan menyebut ada dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
"Terdapat dugaan kuat terjadinya peristiwa kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Saudari PC (Putri Candrawathi) di Magelang, tanggal 7 Juli 2022," kata komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam jumpa pers di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/9).