Muhammad Rendi, korban penganiayaan diduga orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) oleh 2 pemuda di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ayah korban, Amiruddin (40) kaget saat mendapati anaknya pulang dengan penuh darah.
"Itu malam dia (Muhammad Rendi) pulang sendiri ke rumah, mukanya itu penuh darah. Dia datang pegang sandalnya karena putus," terang Amiruddin kepada detikSulsel saat ditemui di rumahnya di Jalan Jalanti Andi, Kota Makassar, Jumat (2/9/2022).
Amiruddin menjelaskan, anak pulang usai dianiaya 2 pemuda sekitar pukul 22.00 Wita, Senin (29/8). Peristiwa itu terjadi di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat penganiayaan tersebut anaknya mengalami luka serius pada bagian dahinya dan beberapa luka lecet di kakinya. Rendi saat tiba di rumah, langsung dilarikan ibunya bernama Ayi ke rumah sakit.
"Waktu pulang mamanya (ibu Muhammad Rendi) langsung panik karena penuh mi darah mukanya. Dia bawa ke rumah sakit di Bara Baraya. Lima jahitan itu di kepalanya (dahinya). Hidungnya juga keluar darah," sebutnya.
Amiruddin sendiri sehari-harinya bekerja sebagai tukang bentor dan petugas kebersihan di Kecamatan Ujung Pandang. Dia mengaku mengetahui anaknya dianiaya dua pemuda yang dia kenali usai menonton video yang beredar di media sosial.
Awalnya Amiruddin hanya mendapat informasi jika anaknya didorong oleh seorang terduga pelaku bernama Ian. Namun setelah kemenakannya memperlihatkan video yang beredar barulah ia tahu bahwa anaknya bukan didorong melainkan di tendang.
"Ada orang (warga sekitar) yang bilang disambar motor karena didorong Ian tapi setelah saya lihat videonya ternyata di tendang. Jam 12 siang pi (setelah kejadian) baru saya lihat itu video disitumi saya pergi melapor ke Polsek Panakkukang," ujarnya.
Keluarga mengaku melapor ke polisi sebab tidak terima perlakuan kedua pelaku. Pelaku sendiri disebut memang sering membully Rendi namun keluarga selama mendiamkan.
"Sering mi dia ganggu itu Ian sama Dapo (terduga pelaku), dia juga orang di sini ji (sekitar pasar Karuwisi). Kebetulan itu malam ini anakku melintas di Pettarani dan ketemu ini Ian sama Dapo. Itu saya tidak terima mi di kasi begitu anakku makanya saya melapor ke polisi," sebutnya.
Amiruddin menuturkan, anaknya selama ini suka menyendiri. Anaknya pernah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya usai dianggap depresi atau mengidap gangguan jiwa.
"Dia begitu sering jalan sendiri, pernah di bawa ke rumah sakit dia bilang dokter tidak ada penyakitnya, kayak orang itu (depresi)," imbuhnya.
Kasus penganiayaan ini masih dalam penanganan Polsek Panakkukang. Polisi mengklaim sudah mengantongi identitas kedua pelaku, namun keberadaannya masih sulit dilacak.
"Belum ditangkap (pelakunya) tapi kita sudah identifikasi. Dia masih pindah-pindah (saat akan dilakukan penangkapan)," kata Kapolsek Panakkukang Kompol Abdul Azis saat dihubungi detikSulsel, Kamis kemarin (1/9).
Diketahui keluarga korban telah melapor secara resmi ke Polsek Panakkukang pada, Selasa (30/8). Korban datang melapor didampingi orang tuanya.
(hsr/sar)