Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto mengaku di-bully usai mengutip pernyataan Kombes Budhi Herdi Susianto terkait narasi baku tembak Brigadir J dan Bharada E. Hal itu diungkap Benny dalam wawancara di siaran CNN Indonesia TV pada akhir pekan lalu.
Benny menjelaskan dirinya di-bully usai berkomentar tentang perubahan berita acara pemeriksaan (BAP) Bharada E, Ia berpendapat bahwa wajar saja jika BAP terhadap suatu kasus diubah.
"Betul, nggak usah gitu, contoh saya di-bully habis gara-gara mengutip pernyataan dari Kapolres Jakarta Selatan, saya cek ke sana ada kendala, ada kejanggalan tidak, yaitu yang saya ungkapkan," ujar Benny dalam tayangan itu seperti dilansir dari detikcom, Rabu (10/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benny turut menjelaskan tentang alam psycho-hierarchy antara atasan dengan bawahan. Ia menyebut mutasi yang dilakukan terhadap Irjen Ferdy Sambo mempengaruhi alam sadar Bharada E sehingga tidak lagi merasa ditekan dan berada di bawah pengaruh Sambo.
"Soal perubahan BAP hal yang biasa dalam penyidikan saya sudah sampaikan seperti yang disampaikan Menko Polhukam, adanya alam psycho-hierarchy atasan bawahan, sesama atasan, ini harus nurut," katanya.
"Tapi ketika sudah dicabut posisinya dan dimutasi, maka struktural itu sudah hilang secara hierarki," imbuhnya.
Hal inilah yang mendorong Bharada E memunculkan pengakuan-pengakuan yang sebelumnya disembunyikan karena merasa tertekan atas pengaruh atasannya, Ferdy Sambo.
"Sekarang menjadi bebas. Kalau kemudian berubah itu hal biasa, karena akan terungkap bahwa sebelumnya di bawah tekanan," ujar Benny.
(urw/hmw)