Misteri Pasutri di Mamasa Tewas Bersimbah Darah dengan Luka di Kepala

Sulawesi Barat

Misteri Pasutri di Mamasa Tewas Bersimbah Darah dengan Luka di Kepala

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 09 Agu 2022 09:00 WIB
Jenazah pasutri di Mamasa, Sulbar, dievakuasi.
Foto: Jenazah pasutri tewas di Mamasa, Sulbar, dievakuasi. (Abdy Febriady/detikcom)
Mamasa -

Kasus kematian pasutri Porepadang (54) dan Sabriani (50) di Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) belum terungkap. Polisi masih melakukan penyelidikan dugaan pembunuhan terhadap kedua korban yang ditemukan tewas bersimbah darah tersebut.

"Kalau penyebab kematian karena adanya penganiayaan di bagian kepala," kata Kapolres Mamasa AKBP Harry Andreas saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/8/2022).

Polisi memastikan kedua korban dibunuh menggunakan alat tertentu hingga kepalanya luka. Hanya saja Harry belum menjelaskan detail terkait alat yang dimaksud.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan dibunuh dengan alat tertentu, menyebabkan luka pada bagian kepala (kedua korban)," lanjutnya.

Diketahui pasutri tersebut ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Kelurahan Aralle, Kecamatan Aralle, Minggu pagi (7/8). Pihaknya pun masih menunggu hasil visum untuk mengetahui penyebab luka di kepala masing-masing korban.

ADVERTISEMENT

"Kami masih mempelajari itu, belum dipastikan, karena harus ada hasil visum et repertum," bebernya.

Namun Harry menjelaskan, jumlah luka di kepala masing-masing korban bervariasi. Dengan letak posisi luka yang berbeda.

"Yang suami (Porepadang) sekitar enam luka (kepala), di depan, samping dan belakang, yang ibu, istrinya sekitar dua luka," tutur Harry.

Sejauh ini polisi juga masih melakukan pemeriksaan saksi untuk mengumpulkan bahan keterangan terkait peristiwa ini. Diharapkan kasus ini bisa segera terungkap.

"Masih berjalan, kita masih belum bisa sampaikan berapa orang, dan siapa saja yang diperiksa, dari kemarin sampai pagi ini masih berjalan pemeriksaan," tegasnya.

Simak polisi bentuk tim khusus di halaman selanjutnya...

Polisi Bentuk Tim Khusus

Kapolres Mamasa AKBP Harry Andreas menuturkan, sejauh ini pihaknya enggan berkomentar lebih jauh soal dugaan pembunuhan dalam kasus ini. Apalagi menyusul hilangnya uang korban Rp 10 juta saat insiden berdarah ini.

"Masih kami dalami apakah pembunuhan (murni) atau perampokan mengakibatkan korban meninggal dunia," imbuh Harry.

Namun dia menekankan tim gabungan khusus sudah dibentuk untuk mempercepat pengungkapan kasus tewasnya pasutri di Mamasa.

"Tim khusus sudah dibentuk untuk mempercepat pengungkapan kasus, dari gabungan operasional Polres, Polsek, dan juga di-backup sepenuhnya dari Dit Reskrim Polda Sulbar," pungkasnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Anak Korban Ditemukan Kritis

Pasutri di Mamasa ditemukan tewas bersimbah darah bersama anaknya bernama Marvel (14) dalam kondisi kritis. Insiden ini awalnya terungkap dari anak pertama korban bernama Amanda (20) yang baru terbangun usai kejadian.

Kaget melihat orang tua dan saudaranya tergeletak bersimbah darah, Amanda lantas memanggil warga meminta pertolongan.

"Anaknya (Marvel) keluar darah dari hidung, dari mulut, tapi tidak sadar juga, nanti ku goyang-goyang baru ada goyang sedikit," ucap warga setempat, Salomina saat memberi kesaksian.

Beruntung anak korban berhasil diselamatkan hingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Saat ini anak korban telah dirujuk ke rumah sakit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Halaman 2 dari 3
(sar/tau)

Hide Ads