Legislator Kritik RSUD Talaud soal Pelayanan Buruk Berujung Bayi Meninggal

Sulawesi Utara

Legislator Kritik RSUD Talaud soal Pelayanan Buruk Berujung Bayi Meninggal

Trisno Mais - detikSulsel
Rabu, 13 Jul 2022 22:13 WIB
RSUD Talaud dikritik legislator karena ada bayi meninggal buntut pelayanan yang buruk (Dok. Istimewa).
Foto: RSUD Talaud dikritik legislator karena ada bayi meninggal buntut pelayanan yang buruk (Dok. Istimewa).
Kepulauan Talaud -

Wakil Ketua (Waka) DPRD Kepulauan Talaud Jekmon Amisi mengkritik pelayanan RSUD Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) karena obat-obatan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia. Dia juga melaporkan ada bayi yang meninggal di dalam kandungan buntut pelayanan kesehatan yang buruk.

"Pasien sangat darurat mau dioperasi tidak bisa karena obat dan alat operasi tidak ada sehingga bayi meninggal dalam kandungan," kata Jekmon kepada detikcom, Rabu (13/7/2022).

Jekmon mengatakan dirinya juga menerima sejumlah keluhan secara langsung dari sejumlah pasien rumah sakit. Masyarakat yang mencurahkan isi hati mereka atas buruknya pelayanan di rumah sakit tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ke rumah sakit menjenguk pasien. Kemudian bertemu dengan banyak pasien, dan mereka mengeluh," kata dia.

Jekmon kemudian bercerita bahwa pada Selasa (12/7) kemarin dia menjenguk saudaranya yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit tersebut. Selama berada di rumah sakit itu, dia mengaku mendapatkan informasi atau keluhan sejumlah keluarga pasien. Mereka menyebut pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut buruk.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, ada warga yang mempunyai BPJS Kesehatan tetapi mereka tidak dapat dilayani. Akibatnya mereka harus membeli obat di luar rumah sakit tanpa menggunakan BPJS.

"Sangat memprihatinkan dan mengharukan kondisi rumah sakit umum daerah. Pasien terlantar, obat tidak ada sehingga BPJS tidak berguna. Karena obat habis, jadi pasien membeli obat-obatan di luar rumah sakit," jelas dia.

Selain itu, dia menyebut ada masyarakat yang mengeluh karena tidak mendapatkan transfusi darah karena alat medis di rumah sakit itu sudah rusak.

"Pasien darurat mau transfusi darah tidak ditangani karena alat untuk transfusi darah sudah tidak ada," ucap dia.

Menurut Jekmon, DPRD secara kelembagaan sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi masyarakat ke pihak rumah sakit. Namun upaya itu tidak ditindaklanjuti oleh pihak rumah sakit terkait.

"Kami sudah sering bilang di Paripurna DPRD. Secara formal sudah disampaikan bahwa rumah sakit kekurangan obat, keberadaan rumah sakit memprihatinkan, tenaga medis, kebersihan, kami sudah sampaikan di Paripurna terkait kekurangan itu. Sudah habis kesabaran makanya status di medsos," katanya.

detikcom mengkonfirmasi Direktur RSUD Kepulauan Talaud, Susanti Essing. Namun yang bersangkutan enggan menanggapi keluhan dan kritikan yang dilayangkan ke pihaknya.

"Saya belum mau diwawancarai yah," katanya.




(hmw/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads