Pihak keluarga mempertanyakan sederet kejanggalan atas tewasnya Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat usai ditembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta Selatan. Polri kemudian merespons tudingan kejanggalan itu dengan sejumlah penjelasan.
Sederet kejanggalan dalam kasus tewasnya Brigadir Yosua disuarakan oleh kakak kandungnya, Yuni Hutabarat dan tantenya, Roslin setelah pihak keluarga menerima jenazah Brigadir Yosua di Jambi, Sabtu (9/7). Berikut kejanggalan yang dimaksud keluarga dan penjelasan Polri:
1. Kejanggalan Luka Sayatan
Tante Brigadir Yosua, Roslin mempertanyakan luka sayatan pada tubuh keponakannya. Roslin menilai seharusnya luka sayatan itu tidak pernah ada apabila Brigadir Yosua tewas karena adu tembak.
"Jadi yang malam itu dari keterangan kepolisian Jakarta menyampaikan bahwasanya di kediaman Bapak Irjen Ferdy Sambo itu ada adu tembak, jadi kami nggak puas, kalau ada adu tembak otomatis nggak ada ini ada luka sayatan," ujar Roslin seperti dilansir dari detikSumut, Senin (11/7).
Menanggapi hal itu, Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan luka sayatan yang dialami Brigadir Yosua justru akibat aksi adu tembak.
"Ini hasil olah TKP dan bukti-bukti yang ada di lapangan sayatan itu diperkirakan hasil tembakan dari gesekan dari proyektil yang ditembakkan dari Bharada E ke Brigadir J," kata Brigjen Ahmad Ramadhan, dikutip dari detikNews, Senin (11/7).
2. Kejanggalan Jari Brigadir Yosua Putus
Keluarga juga mempertanyakan mengapa jari Brigadir Yosua sampai terputus. Menurut keluarga sedikitnya ada dua jari tangan Brigadir Yosua yang terputus.
"Ada dua jari tangannya yang putus," sebut Roslin.
Polri tak menampik soal jari tangan Brigadir Yosua yang putus. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan jari putus akibat tembakan peluru.
"Tadi sudah saya jelaskan bahwa, saat Brigadir J melakukan penembakan terhadap Bharada RE, dia memegang senjatanya dengan menggunakan 2 tangan," ujar Budhi saat jumpa pers di kantornya di Jakarta Selatan, seperti dilansir dari detikNews, Selasa (12/7).
"Dan disampaikan pula tadi ada peluru yang kena ke jari Brigadir J itu sendiri yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain," katanya.
Budhi juga memastikan jari Brigadir Yosua putus bukan karena dipotong. Ia menegaskan, dari hasil autopsi jenazah, luka jari putus itu akibat tembakan.
"Jadi bukan karena ada potongan atau yang lain. Tapi, saya tegaskan semua luka yang ada pada tubuh Brigadir J berdasarkan hasil autopsi sementara berasal dari luka tembak," tuturnya.
Simak ulasan tidak ada CCTV di halaman berikutnya
Saksikan Video 'Fakta-fakta Terkini Kasus Polisi Tembak Polisi':
            
            
            
            
            (hmw/sar)