Daeng Nillang (65), mayat wanita dalam karung korban pembunuhan pasutri di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah sebulan dibuang di pinggir jalan tapi tidak mengeluarkan bau busuk. Ini terjadi karena mayat korban dibungkus pakai mukena dan karung sebanyak tiga lapisan.
"Tiga lapis, telekung (mukena), karung, karung, jadi enggak keluar baunya," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Reonald Truly Sohomuntal Simanjuntak kepada detikSulsel, Sabtu (2/7/2022).
Reonald menjelaskan, tiga lapisan yang membungkus tubuh korban diikat dengan begitu rapat. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar tidak dapat mencium bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh mayat, meskipun sudah sebulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sampai kami temukan karung itu tidak ada bau, jadi begitu kita buka sedikit karung itu baru keluar (bau mayat), jadi betul-betul rapat dibungkus sama tersangka," ujar Rheonald.
Rheonald mengatakan pihaknya bahkan sempat meragukan isi dari karung itu adalah korban karena benar-benar tidak mengeluarkan bau. Tetapi untuk meyakinkan diri, polisi membuat lubang kecil pada karung, dari situlah bau mayat mulai menyeruak dari karung.
"Awalnya kita ragu betul atau tidak, akhirnya kita bolong sedikit, baru itu keluar, aromanya keluar karung itu," tuturnya.
Menurut Rheonald, 3 lapis mukena dan karung yang membungkus mayat Daeng Nillang benar-benar diikat sangat rapat menggunakan tali.
"Tali, pokoknya terikat rapat, terbungkus rapat lah," terangnya.
Seperti diketahui, Daeng Nillang yang sebelumnya hilang sebulan sejak 30 Mei 2022 terungkap dibunuh pasutri inisial DT dan DN. Pembunuhan sadis tersebut dipicu masalah utang piutang.
Kasus bermula saat korban memberikan pinjaman Rp 500 ribu kepada pelaku DN. Korban kemudian meminta pelaku DN untuk melunasi Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu saja per harinya.
"Jadi pelaku (pelaku DN) itu harus membayar setiap hari Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu utangnya itu, tapi tidak mampu," ungkap Reonald.
Rheonald mengatakan korban Daeng Nillang memang tidak mewajibkan pelaku DN untuk melunasi sekaligus pinjaman Rp 500 ribu tersebut. Namun pelaku DN tetap saja tidak mampu membayar korban, bahkan ketika hanya dimintai Rp 100 ribu.
"Ditagih terus, ditagih terus, akhirnya di tanggal 29 Mei itu sempat berdebat keras dari mulut yang lumayan," kata Rhoenald.
Cekcok korban dan pelaku DN juga berlanjut pada keesokan harinya, Senin (30/5). Pasalnya korban kembali datang menagih uangnya dan keduanya kembali cekcok karena DN belum bisa membayar tagihan Rp 100 ribu tersebut.
"Mungkin di situ mulai memicu sakit hatinya (pelaku), nah tanggal 30 paginya di situlah (Daeng Nillang dibunuh)," ungkap Rhoenald.
Simak selengkapnya ulasan korban dibunuh pelaku wanita DN...
Korban Dibunuh Pakai Batu Bata dan Pisau Dapur
Sebelumnya, polisi mengungkapkan korban Daeng Nillang sempat mendorong anak pelaku saat cekcok karena masalah utang. Akibatnya pelaku emosi membunuh korban dengan cara dipukul batu bata hingga ditusuk dengan pisau dapur berkali-kali.
"Berawal korbannya datang menagih, mungkin terjadi cekcok mulut di situ akhirnya berlanjut pelaku DN tidak bisa mengendalikan emosi," ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar Iptu Hamka kepada detikSulsel, Jumat (1/7).
"Dipukul batu paving block. Kemudian ditusuk menggunakan pisau berkali-kali pada bagian perut sehingga korban mengalami pendarahan serius dan meninggal dunia," imbuhnya.
Kemudian untuk suami DN, yakni DT dianggap polisi turut melakukan pembunuhan. DT berperan memasukkan jenazah korban ke dalam karung dan membuangnya di semak-semak dekat tanggul di pinggir jalan wilayah Somba Opu, Gowa.
"Sekitar jam 12 malam suaminya mengambil inisiatif membuang jenazah korban dibungkus pakai karung, dia siapkan karung dibawa ke daerah Gowa," katanya.
Simak Video "Video: Polisi Tangkap Pembunuh Mayat Dalam Karung di Tangerang"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/nvl)