Polisi akhirnya menangkap pelaku pembunuhan sadis terhadap Firdaus (37), Staf Pengadilan Agama Kolaka yang sempat hilang misterius lalu ditemukan tewas mengenaskan di tepi pantai. Pelaku pembunuhan adalah pria inisial Z (41) karena terlibat konflik cinta segitiga dengan korban.
Pelaku Z awalnya memergoki pacarnya, wanita inisial IN sedang bersama korban di kawasan wisata kuliner Tugu BRI Kolaka, Minggu (19/6) malam. Pelaku yang cemburu dan emosi kemudian menampar wanita IN.
"Pelaku tanpa sengaja melihat kekasihnya sedang duduk bersama korban. Pelaku dengan rasa cemburu menghampiri IN dan menamparnya sembari meminta hubungan mereka diakhiri saja," ujar Kasubsi Penmas Polres Kolaka Aipda Riswandi kepada wartawan, Kamis (30/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penganiayaan tersebut membuat korban tersulut emosi dan menantang pelaku untuk duel. Pelaku kemudian merespons tantangan itu dengan menendang korban hingga terjatuh ke pantai.
"Korban kemudian mengajak pelaku untuk turun ke laut beradu jotos. Pelaku emosi kemudian turun ke laut menghampiri korban," katanya.
Perkelahian kemudian berlanjut yang mana pelaku kembali memukul korban tepat di bagian lehernya. Korban melakukan perlawanan, namun pelaku mengeluarkan sebilah badik dan menikam korban.
"Pelaku yang membawa badik saat itu kemudian menikam korban pada bagian perut. Usai menikam korban tersangka kemudian membuang badiknya ke laut setelah itu pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor," imbuhnya.
Peristiwa Hilangnya Korban
Sebelumnya, korban dinyatakan hilang pada malam kejadian, Minggu (19/6). Keluarga korban juga sempat membuat laporan orang hilang di kantor polisi.
"Sudah kita lapor di polisi ketika hilang 1x24 jam," tutur Firmansyah, adik kandung korban.
Namun tiga hari berselang, sekitar pukul 07.00 Wita, Rabu (22/6), korban Firdaus ditemukan tewas mengenaskan di Pantai Kayu Angin. Mayatnya pertama kali ditemukan oleh Jaenab, seorang warga sekitar pantai.
"Mayat tersebut diduga Firdaus yang menghilang hari Minggu (19/6) sekitar pukul 19.00 Wita dengan alasan untuk pergi takziah," kata Aipda Riswandi dalam keterangannya, Rabu (22/6).
Aksi Jaenab awalnya mengira jenazah yang dilihatnya boneka. Namun begitu didekati, ternyata itu adalah jasad Firdaus.
"Jaenab mendekati dan melihat mayat laki-laki dengan posisi terlentang," ujarnya.
Simak ulasan selengkapnya kondisi jenazah korban penuh luka-luka.
Kondisi Korban Mengenaskan
Keluarga mengungkapkan, Firdaus tewas dengan tanda-tanda kekerasan saat ditemukan di tepi pantai. Di antaranya adalah kaki dilakban, kuku dicabut hingga menderita sejumlah luka tikaman.
"Banyak (tanda kekerasan), ada 3 tikaman. 2 robek di perut bawah pusar dan 1 tikaman dada kanan," kata Firmansyah, Rabu (22/6).
"Selain 3 tikaman ada pukulan di belakang leher, ada bekas parang juga di belakangnya, terus kuku-kuku kaki itu di cabut," lanjut dia.
Lebih lanjut Firmansyah mengatakan di tangan kanan korban mengalami luka sayatan. Ia menduga luka tersebut upaya sang kakak untuk melawan.
"Tangan luka sayatan kayak bekas perlawanan, kayaknya sempat menangkis juga (saat dibacok). Muka juga hancur," katanya.
Simak ulasan selengkapnya terkait penangkapan pelaku dan pengakuan motif cinta segitiga..
Pelaku Ditangkap
Polisi yang menyelidiki kasus ini sempat melakukan pengecekan rekaman CCTV. Rekaman kamera pengawas disebut sempat merekam saat korban dijemput seorang wanita.
Sepekan sejak pembunuhan, pelaku Z ditangkap polisi di rumah kerabatnya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (26/6). Pelaku kemudian digelandang ke Polres Kolaka.
Kapolres Kolaka AKBP Resza Rahmadianshah membenarkan pelaku Z memiliki hubungan asmara dengan wanita IN. Namun di lain sisi wanita IN tersebut ternyata juga menjalin asmara dengan korban.
"Diduga ada hubungan asmara (cinta segitiga). Hubungan Z dan IN ada asmara, IN juga dan Firdaus ada hubungan asmara," ujar Resza, Kamis (30/6).