Warga di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) dibuat geger dengan penemuan mayat berjenis kelamin pria di tepi pantai. Ternyata mayat itu adalah Firdaus (37), seorang staf Pengadilan Agama Kolaka yang dilaporkan hilang misterius usai dijemput orang tak dikenal atau OTK.
Adik kandung korban, Firmansyah mengatakan kakaknya itu dijemput OTK pada Minggu (19/6) malam atau sekitar 3 hari sebelum ditemukan tewas. Saat itu korban pamit untuk pergi takziah.
"Info terakhir dia mau pergi takziah di rumah keluarga di Jalan Sudirman, tapi ndak tahu yang jemput siapa," ujar Firmansyah kepada detikcom, Rabu (22/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan keluarga mulai gelisah karena Firdaus tak kunjung pulang dan tidak ada kabar lagi. Keluarga akhirnya membuat laporan polisi soal hilangnya korban.
"Sudah kita lapor di polisi ketika hilang 1x24 jam," tutur Firmansyah.
Ditemukan Tewas di Tepi Pantai
Firdaus kemudian ditemukan tewas di Pantai Kayu Angin sekitar pukul 07.00 Wita, Rabu (22/6). Mayatnya pertama kali ditemukan oleh Jaenab, seorang warga yang hendak melihat rumput laut miliknya di sekitar lokasi.
"Mayat tersebut diduga Firdaus yang menghilang hari Minggu (19/6) sekitar pukul 19.00 Wita dengan alasan untuk pergi takziah," kata Kasubsi Penmas Humas Polres Kolaka Aipda Riswandi dalam keterangannya, Rabu (22/6).
Riswandi mengungkapkan saksi Jaenab awalnya mengira jenazah yang dilihatnya boneka. Namun ketika didekati ternyata itu adalah jasad Firdaus.
"Jaenab mendekati dan melihat mayat laki-laki dengan posisi terlentang," ujarnya.
Menurut Riswandi, jasad Firdaus dikenali berdasarkan sejumlah ciri yang dikonfirmasi oleh keluarganya. Salah satunya adalah cincin kawin korban.
"Pihak keluarga meyakinkan bahwa mayat tersebut adalah Firdaus karena ada beberapa ciri sama yang digunakan yakni jam tangan dan cincin kawin," ujarnya.
Mayat Firdaus Penuh Luka
Keluarga mengungkap mayat Firdaus penuh dengan tanda-tanda kekerasan. Di antara tanda kekerasan itu adalah kaki dilakban, kuku dicabut dan ada sejumlah luka tikaman.
"Banyak (tanda kekerasan), ada 3 tikaman. 2 robek di perut bawah pusar dan 1 tikaman dada kanan," kata adik korban, Firmansyah kepada detikcom, Rabu (22/6).
Untuk diketahui, Firmansyah adalah perwakilan keluarga yang dipanggil polisi untuk mengidentifikasi jenazah korban saat tiba di RSUD SMS Berjaya Kolaka.
"Selain 3 tikaman ada pukulan di belakang leher, ada bekas parang juga di belakangnya, terus kuku-kuku kaki itu dicabut Kaki ada bekas isolasi (lakban), masih ada melengket lakbannya di kaki," sambungnya.
Firmansyah juga mengatakan di tangan kanan korban juga terdapat luka sayatan. Dia pun menduga luka tersebut upaya sang kakak untuk melawan.
"Tangan luka sayatan kayak bekas perlawanan, kayaknya sempat menangkis juga (saat dibacok). Muka juga hancur," bebernya.
Polisi Pelaku Pembunuhan
Polisi tak menampik korban Firdaus penuh luka. Kuat dugaan korban dibunuh dan kini polisi melakukan penyelidikan terhadap pelakunya.
"Masih kita lidik (selidiki dugaan pembunuhan), detailnya (kasus penemuan mayat) harus saya baca lagi," kata Kapolres Kolaka AKBP Saiful Mustofa kepada detikcom, Rabu (22/6).
Namun Saiful mengaku belum bisa memberikan penjelasan lebih jauh terkait beberapa luka di tubuh Firdaus.
"Nanti kita lihat hasil dari pemeriksaan kedokteran seperti apa. Penyebabnya seperti apa, masih kita lidik ya," katanya.
Sementara itu, Kasubsi Penmas Humas Polres Kolaka Aipda Riswandi pihaknya masih menunggu laporan resmi hasil penyelidikan Satreskrim Polres Kolaka.
"Saya konfirmasi ada lukanya tapi kita tidak dikasi secara detailnya, yang jelas ada ditemukan (luka) tapi tidak dirincikan (soal luka) cuman ditemukan luka di tubuh korban (laporannya)," ujar dia.