6 Provinsi di Selat Makassar Bikin Komitmen Dukung Percepatan Pembangunan IKN

Sulawesi Barat

6 Provinsi di Selat Makassar Bikin Komitmen Dukung Percepatan Pembangunan IKN

Taufik Hasyim - detikSulsel
Senin, 20 Jun 2022 15:47 WIB
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik
Dirjen Otda Kemendagri yang juga Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik (Foto: Faiq Azmi/detikcom)
Mamuju -

Dirjen Otda Kemendagri yang juga Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik mengatakan 6 provinsi penyangga siap mendukung percepatan pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara. 6 daerah ini komitmen mengambil peran untuk memasok kebutuhan ke IKN dengan meneken pakta kesepakatan.

"Hari ini undang 6 provinsi. Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulteng, Sulsel dan Sulbar. Yang ada di (sekitar) Selat Makassar semua kan. Termasuk kabupaten/kota dan DPRD-nya, kita bahas soal IKN. Semua memberi masukan terkait IKN. Nanti berbuat apa," ungkap Akmal kepada detikSulsel, Senin (20/6/2022).

Akmal yang menjadi inisiator diskusi ini menambahkan semua daerah sepakat berkontribusi sesuai potensinya masing-masing sehingga terjadi percepatan pembangunan IKN. Sulteng misalnya ada potensi bidang pertambangan. Sulbar memiliki potensi tenaga kerja dan pertanian. Sulsel disebutnya memiliki surplus bidang pertanian dan jasa. Kaltara, Kalsel dan Kaltim juga punya potensi berbeda untuk mendukung IKN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di ujungnya (diskusi), kita membuat pakta komitmen bersama. Ada 6 provinsi dan 41 kabupaten/kota itu. Namanya pakta komitmen mendukung percepatan IKN," jelasnya.

Kata Akmal, Sulbar sebagai salah satu daerah penopang utama IKN punya 6 kabupaten dengan potensi berbeda-beda. Misalnya Pasangkayu, ada potensi tambang pasir dan kelapa sawit. Di Mamuju Tengah ada 10 pabrik kelapa sawit (PKS) termasuk terbesar dimiliki Astra menyuplai kebutuhan minyak goreng untuk IKN dan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

"Ada Mamuju sebagai ibu kota, potensinya SDM dan bisa gedung-gedung meeting. Majene punya potensi bidang bawang dan hortikultura lainnya. Mamasa yang memiliki potensi pariwisata bagus karena daerah dingin dan kopi," tuturnya.

Menurut Akmal, kualitas kopi Mamasa juga salah satu yang terbaik. Bahkan menurutnya, harusnya yang dikenal luas bukan kopi Toraja tetapi kopi Mamasa.

"Kopi kami itu kopi Mamasa diambil namanya oleh Toraja. Makanya kita akan kembalikan, harusnya kan kopi itu punya Mamasa bukan punya Toraja. Tapi kan ini Mamasa punya kopi, Toraja dapat nama kan," pungkasnya.




(tau/nvl)

Hide Ads