5 Fakta Siswa MTs di Kotamobagu Sulut Tewas Diduga karena Di-bully

Sulawesi Utara

5 Fakta Siswa MTs di Kotamobagu Sulut Tewas Diduga karena Di-bully

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 17 Jun 2022 08:46 WIB
Ilustrasi bullying
Foto: Thinkstock
Kotamobagu -

Penyelidikan kasus tewasnya siswa MTs inisial BT (13) di Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut) terus bergulir. Korban diduga dianiaya sejumlah rekan sekolahnya.

Penganiayaan diduga terjadi pada Rabu (8/6). Selanjutnya kasus ini dilaporkan oleh keluarga korban pada Minggu (12/6).

Dirangkum detikcom, Jumat (17/6/2022), berikut 5 fakta kasus tewasnya korban:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Diviralkan Sebagai Korban Bullying

Korban sempat diviralkan tewas setelah menjadi korban bullying di sekolahnya. Korban diduga di-bully sebelum dianiaya.

Seperti dilihat dalam unggahan viral, BT dilaporkan tewas usai di-bully dan dianiaya oleh sembilan orang siswa di sekolahnya. Unggahan viral itu juga menyoroti tentang peranan dunia pendidikan yang mana pelaku bully dan penganiayaan adalah anak-anak di bawah umur.

ADVERTISEMENT

"Buat apa cerdas tidak berakhlak," tulis unggahan viral tersebut.

2. Polisi Bantah BT Korban Bully

Setelah diselidiki polisi, korban BT rupanya bukan korban bully sejumlah rekan sekolahnya.
"Bullying nda ada (korban tidak di-bully). Justru dia yang mem-bullying," ujar Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast, Senin (13/6).

Namun demikian, polisi mengamini korban memang dianiaya. Penganiayaan inilah yang diduga menyebabkan korban meninggal.

"Kita dari Polres Kotamobagu menduga telah terjadi kasus penganiayaan terhadap salah satu pelajar di Kotamobagu yang dilakukan oleh beberapa pelaku yang merupakan teman dari pelajar tersebut," kata Jules.

3. Korban Sempat Tutupi Dugaan Penganiayaan

Korban BT disebut sempat memendam sendiri penganiayaan yang ia alami. Sejak dianiaya korban tidak menceritakannya kepada siapa pun, termasuk kepada ibunya.

Korban baru menceritakan penganiayaan yang ia alami kepada orang tuanya jelang dia meninggal dunia. Oleh sebab itulah ibu korban belakangan baru melaporkan dugaan penganiayaan itu pada Minggu (12/6).

"Menurut informasi menjelang korban meninggal barulah korban menyampaikan kepada keluarga bahwa korban mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan beberapa teman pelaku yang sama-sama masih di bawah umur," tutur Jules.

4. 18 Murid-Guru Diperiksa

Kasus tewasnya BT terus diselidiki polisi. Total saksi yang diperiksa 18 orang yang merupakan guru dan murid.

"Kurang lebih 18 orang saksi yang kita mintai keterangan," ujar Kombes Jules kepada detikcom, Rabu (15/6).

"Terdiri dari pelajar juga, dan juga ada dari pihak-pihak guru wali kelas yang sudah kita minta keterangan," sambung Jules.

9 dari 18 saksi merupakan murid alias rekan korban. Sementara saksi lainnya merupakan guru di sekolah dan orang tua murid.

"9 Orang ini tentu awalnya kita minta keterangan, karena kita duga mereka mengetahui terjadi penganiayaan tersebut. Tapi kita duga ada yang jadi pelaku," katanya.

5. Kemenag Lakukan Investigasi

Kemenag wilayah Sulut ikut memberi atensi kasus meninggalnya BT dengan membentuk tim investigasi.

"Kanwil Kemenag Sulawesi Utara sudah membentuk tim investigasi untuk menelusuri peristiwa yang menimpa almarhum BT," kata Kepala Kanwil Kemenag Sulut Anwar Abubakar kepada detikcom, Kamis (16/6).

Kemenag telah memanggil Kepala MTsN 1 Kotamobagu. Kepala MTsN ini diundang untuk memberikan keterangan terkait kronologis kejadian di sekolahnya.

"Untuk sementara Kepala MTsN 1 Kotamobagu ditugaskan di Madrasah yang lain sampai dengan proses hukum terkait kasus ini selesai. Kami sudah menunjuk pelaksana tugas (Plt) Kepala MTsN 1 Kotamobagu," tuturnya.

Pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala madrasah se-Sulut pada 14 Juni lalu.

"Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi agar kejadian yang serupa tidak lagi terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di madrasah," tukas Anwar.




(hmw/nvl)

Hide Ads