Kementerian Agama (Kemenag) Wilayah Sulawesi Utara (Sulut) membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus tewasnya BT (13) siswa MTs di Kotamobagu. BT diviralkan meninggal karena jadi korban bully.
"Kanwil Kemenag Sulawesi Utara sudah membentuk tim investigasi untuk menelusuri peristiwa yang menimpa almarhum BT," kata Kepala Kanwil Kemenag Sulut Anwar Abubakar kepada detikcom, Kamis (16/6/2022).
Anwar menuturkan kendati kasus ini sudah ditangani pihak kepolsiian namun pihaknya juga membentuk tim khusus agar kasus ini segera terungkap. Anwar mengatakan pihaknya telah memanggil Kepala MTsN 1 Kotamobagu. Kepala MTsN ini diundang untuk memberikan keterangan terkait kronologis kejadian di sekolahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk sementara Kepala MTsN 1 Kotamobagu ditugaskan di Madrasah yang lain sampai dengan proses hukum terkait kasus ini selesai. Kami sudah menunjuk pelaksana tugas (Plt) Kepala MTsN 1 Kotamobagu," tuturnya.
Pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala madrasah se-Sulut pada 14 Juni lalu.
"Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi agar kejadian yang serupa tidak lagi terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di madrasah," tukas Anwar.
Diberitakan sebelumnya, polisi memeriksa 18 orang sebagai saksi terkait siswa SMP di Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut) tewas dianiaya sejumlah rekan sekolahnya. Para saksi merupakan guru dan murid.
"Sampai sekarang sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih 18 orang saksi, yang kita mintai keterangan," ujar Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (15/6).
Jules mengatakan 9 dari 18 orang saksi merupakan murid yang diduga sebagai pelaku. Selain itu, polisi juga memeriksa pihak sekolah dan orang tua dari setiap murid.
"Terdiri dari pelajar juga, dan juga ada dari pihak-pihak guru wali kelas yang sudah kita minta keterangan," ujarnya.
Menurut Jules, pihaknya sedang mendalami siapa dari 9 murid yang berperan menganiaya korban hingga tewas.
"9 orang ini tentu awalnya kita minta keterangan, karena kita duga mereka mengetahui terjadi penganiayaan tersebut. Tapi kita duga ada yang jadi pelaku," katanya.
(tau/nvl)