Calo bernama Rizal (39) di Kabupatan Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku menjadi korban pengeroyokan oleh tiga oknum anggota TNI. Rizal mengancam bakal mengadukan pengeroyokan tersebut ke Korem 141 Toddopuli.
"Dua orang yang pukul ka, satunya yang pegang bajuku. Kepalaku dipukul karena saya tunduk saja," kata Rizal kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).
Dugaan pengeroyokan tersebut terjadi pada Kamis (12/5) sekitar pukul 16.00 Wita di Pelabuhan Bajoe. Rizal mengaku awalnya terlibat cekcok dengan tiga oknum TNI yang melarang pengendara motor mengantar penumpang masuk ke pelabuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sebelumnya Rizal mengaku kerap melihat petugas memberikan izin ke sejumlah pengendara motor lainnya masuk ke kawasan pelabuhan. Akibatnya Rizal gelap mata memukul satu unit sepeda motor di kawasan pelabuhan karena merasa petugas pilih kasih.
"Pas ada motor saya pukul kayu platnya biar tidak masuk lagi, baru ada semua ini tiga anggota POM Pak HD, Pak TL, dan Pak HM. Tetapi saat itu damai mi. Jadi saya pergi mi salat di masjid," kata Rizal.
Namun sekitar pukul 16.00 Wita, Rizal mengaku didatangi dua oknum anggota POM berinisial TL dan HM. Rizal mengaku dikeroyok oleh kedua oknum TNI tersebut.
"Dia datangi saya bilang kenapa kau anu abangku, kau memang sok jagoan mentong ko. Adu mulutka di situ, dan Pak HM langsung pukul saya. Saya langsung mengamankan diri lari ke ASDP, di situ ma dikeroyok," ungkapnya.
Akibat kejadian itu Rizal mengalami luka memar pada kepala dan wajah. Rizal juga mengaku akan melaporkan kejadian ini.
"Saya sudah visum ke Rumah Sakit. Saya meminta para oknum tersebut ditindak dan keluarga akan melaporkan kejadian ini ke Polres dan Denpom Bone," sebutnya.
Penjelasan Denpom Bone
Fasilit Krim Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV 1 Bone Letda Agus Soebiantoro turut buka suara terkait dugaan pengeroyokan itu. Dia menerangkan memang ada kesalahpahaman antara anggota dan Rizal sebagai calo di Pelabuhan Bajoe.
"Saya sudah periksa anggota saya, termasuk saksi-saksi yang ada di Bajoe seperti petugas ASDP," ucapnya.
Agus menyebutkan, anggota POM melaksanakan pengamanan resmi dengan polsek, dan ASDP. Sementara Rizal adalah seorang calo yang tidak terima keluarganya dilarang masuk ke pelabuhan.
"Rizal itu calo di Bajoe, itu pun tidak dipukul seperti pengakuannya di mana-mana. Malahan tadi malam masih ada di Bajoe menaikkan barang," sebutnya.
Agus menyesalkan karena Rizal seharusnya harus menghargai petugas yang juga bekerja berdasarkan perintah. Hanya saja Rizal merasa tidak terima ada keluarganya diperiksa dan dilarang memasuki pelabuhan.
"Ada keluarganya ditahan di pos tidak terima marah-marah, dan ngomel-ngomel. Tau-tau ada penumpang mahasiswa lewat mau nyebrang dipukulin pakai pipa. Otomatis anggota yang jaga langsung respons, kita petugas saja tidak pukul penumpang," katanya.
"Didatangilah dia dan terjadi cekcok. Tidak ada pengeroyokan," sambung Agus.
(hmw/asm)