Polisi menetapkan 3 tersangka terkait kasus pengeroyokan guru honorer inisial J di salah satu SMP negeri di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Dua dari total tiga tersangka merupakan murid korban sendiri.
"Iya sudah ditetapkan tersangka. Iya (2 siswa, 1 orang dewasa)," kata Kasat Reskrim Polres Konsel Iptu Henryanto saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (23/3/2022).
Iptu Henryanto mengatakan proses penetapan tersangka berlangsung pada Selasa (22/3). Ketiga tersangka disebut terbukti mengeroyok hingga memukul korban J saat proses belajar praktek renang di Desa Sangi-sangi, Kecamatan Palangga, Konsel pada Sabtu (19/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, polisi tidak melakukan penahanan terhadap para tersangka. Polisi juga belum melakukan pemeriksaan tersangka.
"Kemarin sudah ditetapkan tersangka. Belum ditahan (para tersangka)," ujarnya.
Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 170 subsider Pasal 351 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman pidana paling lama 7 tahun penjara.
Sebelumnya, polisi memeriksa 3 orang saksi terkait kasus pengeroyokan guru honorer di SMP berinisial J di Konawe Selatan. J diduga dikeroyok siswa dan keluarganya. Korban yang luka memar lantas melapor ke polisi.
"Iya benar, sudah ada laporan guru tersebut di Polsek Palangga, masih penyelidikan" ujar Kasi Humas Polres Konsel AKP Muslimin Ganyu kepada detikcom, Senin (21/3).
Peristiwa Pengeroyokan
Informasi yang dihimpun detikcom, pengeroyokan terjadi pada Sabtu (19/3) pukul 11.00 Wita di permandian Desa Sangi-sangi, Kecamatan Palangga. Pelajar berinisial AIA memukul J lantaran tidak terima ditegur saat J menyampaikan materi pelajaran praktek berenang mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olaharaga dan Kesehatan (PJOK) kelas IX.
"Iya, AIA ini datang tiba-tiba lantas pukul rahangku, langsung saya jatuh dan pusing," ucap guru J kepada detikcom, Senin (21/3).
Pelajar AIA disebut sempat mengumpat sebelum memukul rahang J. Sementara sepupu AIA berinisial MB dan rekannya inisial MI disebut ikut melakukan pengeroyokan terhadap J.
"Ketika berdiri, sepupunya ini langsung dia cekik leherku sambil ajak duel," lanjut guru J.
Penganiayaan itu membuat J oleng. Korban mengaku tidak mengetahui siapa lagi yang mengeroyoknya.
"Tiba-tiba saja kepalaku sakit sekali, lututku luka sama luka-luka gores lainnya di badan," ujarnya.
(sar/hmw)