Baju adat merupakan salah satu identitas Suku Mandar yang telah menjadi warisan budaya. Pakaian adat ini biasanya mencerminkan nilai-nilai, tradisi, dan kekayaan sejarah masyarakat Mandar.
Mengutip buku Repositori Kemendikbud yang berjudul 'Busana Adat Pada Masyarakat di Sulawesi Selatan', baju adat Suku Mandar terbagi menjadi 6 jenis. Baju adat tersebut masing-masing punya peraturan tersendiri untuk pemakaiannya.
Baju adat Suku Mandar juga sering dilengkapi dengan aksesoris. Aksesoris tersebut seperti gelang, kalung, hingga hiasan kepala yang menambah kemewahan dan keanggunan busana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, setiap warna yang terdapat dalam pakaian adat Mandar juga memiliki maknanya sendiri. Hal seperti itu biasanya berkaitan dengan sejarah, kepercayaan, dan kehidupan masyarakat Mandar.
Lantas bagaimana saja bentuk baju adat Suku Mandar itu? Berikut detikSulsel telah merangkung informasi tentang baju adat Mandar beserta aksesoris hingga kelengkapan pakaiannya.
Yuk disimak!
6 Jenis Baju Adat Suku Mandar
Baju adat Suku Mandar terbagi dalam beberapa jenis, yakni Boko, Pasangan, Bayu Pokko, Pasangan Rawang, Lipa', dan Lipa' Diratte. Selain jenisnya, identitas Suku Mandar juga dibedakan berdasarkan warna baju adat yang dikenakan.
Berikut baju adat yang digunakan oleh masyarakat Suku Mandar:
Boko
Boko merupakan pakaian tradisional yang biasanya digunakan oleh remaja putri. Meskipun demikian, Boko tidak boleh digunakan sembarangan orang.
Ketika menggunakan Boko, masyarakat harus tetap memperhatikan ketentuan atau tradisi dari budaya setempat. Dalam hal ini berarti seseorang yang mengenakan Boko harus memperhatikan status sosialnya.
Dalam tradisi berpakaian Suku Mandar, Boko hanya digunakan oleh perempuan keturunan rakyat biasa. Selain status sosial, pemilihan warna pada baju adat ini juga ditentukan sesuai dengan usia perempuan tersebut.
Boko berwarna biru biasanya dipakai oleh seorang gadis. Sedangkan Boko berwarna putih dipakai untuk perempuan yang sudah berkeluarga.
Pasangan
Awalnya, pasangan adalah jenis baju khusus yang digunakan bagi kaum perempuan yang sudah berkeluarga. Namun seiring berjalannya waktu, baju Pasangan juga sudah mulai dikenakan para gadis remaja Suku Mandar.
Untuk perempuan yang sudah berkeluarga, warna baju Pasangan yang digunakan umumnya berwarna putih. Sedangkan bagi remaja yang menggunakan baju adat ini diharuskan untuk memakai warna biru sebagai lambang kegadisan atau keremajaannya.
Bayu Pokko
Bayu Pokko adalah jenis baju tradisional Suku Mandar yang berlengan ukuran tiga per empat. Baju adat satu ini juga digunakan sehari-hari oleh setiap gadis Mandar dengan warna biru sebagai identitasnya.
Umumnya, baju adat tradisional ini digunakan ketika bekerja dalam lingkungan rumah tangga. Namun seiring waktu, Bayu Pokko kemudian dikenakan perempuan Mandar dalam berbagai kegiatan sosial.
Pasangan Rawang
Pasangan Rawang juga termasuk salah satu baju adat tradisional Suku Mandar. Baju adat satu ini umumnya dikenakan untuk para perempuan keturunan bangsawan.
Gadis Suku Mandar biasanya akan mengenakan Pasangan Rawan berwarna hijau. Para keturunan bangsawan percaya warna hijau lebih menunjukkan identitas perempuan tersebut sebagai seorang gadis.
Lipa'
Kain sarung (Lipa' Sabbe) umumnya digunakan laki-laki maupun perempuan. Dalam pemakaiannya perlu memperhatikan sure (motif) dari sarung tersebut sebagai ukuran status sosial pemakai.
Lipa' Diratte
Lipa' Diratte merupakan kain sarung yang diberi hiasan rante pada bagian pinggir kainnya. Kain sarung ini boleh digunakan laki-laki maupun perempuan. Biasanya, Lipa' Diratte digunakan untuk upacara perkawinan.
Jenis-Jenis Kelengkapan Baju Adat Suku Mandar
Dalam adat Suku Mandar, ada 2 jenis perlengkapan yang harus digunakan ketika memakai Baju adat. Kelengkapan ini sifatnya wajib digunakan.
Secara garis besar, jenis-jenis kelengkapan pakaian tradisional masyarakat Mandar tidak terlalu rumit. Berikut jenis-jenis kelengkapan baju adat Suku Mandar:
Kaliki
Kaliki merupakan kelengkapan pakaian baju adat Suku Mandar yang berupa sabuk atau tali pinggang. Kaliki ini biasanya terbuat dari bahan emas atau perak.
Kaliki berfungsi sebagai perhiasan dan juga pelengkap dari baju adat Suku Mandar ketika sedang berada di sebuah acara. Acara tidak akan dianggap lengkap tanpa adanya seseorang yang mengenakan Kaliki.
Songkok Biring
Kelengkapan baju satu ini bernama Songkok Biring. Songkok Biring merupakan songkok yang dililit dengan sepuhan emas pada bagian pinggirnya.
Tak hanya di Mandar, kelengkapan baju adat tradisional ini juga ditemukan dalam kehidupan masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan.
Songkok Biring termasuk jenis yang sama dengan Songkok Tabone atau masyarakat Bugis mengenalnya sebagai songkok Tobano atau songkok guru.
Aksesoris Baju Adat Suku Mandar
Aksesoris merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan ketika sedang menggunakan baju adat Suku Mandar. Jenis-jenis perhiasan tradisional ini telah diwariskan secara turun-temurun sepanjang sejarah perkembangan dan kebudayaan Suku Mandar.
Berikut jenis-jenis aksesoris atau perhiasan yang terdapat pada baju adat Suku Mandar:
Bunga Simbolong
Bunga Simbolong merupakan perhiasan yang digunakan pada sanggul perempuan Mandar. Penggunaan Bunga Simbolong ini biasanya diatur berdasarkan status sosial perempuan tersebut.
Bagi yang mengenakan Bunga Simbolong bertangkai ganda artinya perempuan tersebut adalah keturunan bangsawan yang tinggi. Sedangkan yang menggunakan Bunga Simbolong satu tangkai artinya perempuan tersebut dari bangsawan rendah (tidak terlalu tinggi).
Dali
Dali merupakan aksesoris atau perhiasan perempuan Mandar jenis anting-anting. Umumnya, Dali dibuat membentuk bunga melati yang bersusun.
Bagi orang yang pertama kali melihat Dali akan menganggap anting tersebut cukup besar dan berat untuk digantung di daun telinga seorang perempuan. Namun kenyataannya, secara turun temurun perempuan Mandar tidak merasa kesulitan sama sekali.
Bahkan perempuan Mandar merasa dengan menggunakan Dali akan membuat penampilannya jauh lebih anggun. Hal itu disebabkan warna-warni pakaian adat Suku Mandar serasi dengan Dali.
Bakkar
Sama seperti Dali, Bakkar merupakan aksesoris atau perhiasan jenis anting-anting. Walaupun sejenis dengan Dali, Bakar memiliki bentuk uniknya sendiri.
Anting-anting satu ini berbentuk hiasan yang berupa jumbai-jumbai. Biasanya Bakkar digunakan perempuan Mandar saat ada kegiatan upacara.
Tombi-Tombi
Aksesoris satu ini merupakan perhiasan berbentuk kalung yang biasanya terbuat dari emas. Kalung khas Suku Mandar ini biasa digunakan bersusun sampai 7 lapis.
Setiap lapisan dari Tombi-Tombi ini mempunyai nama tersendiri dan harus disusun sesuai dengan urutannya masing-masing. Mulai dari jijir (lapisan pertama), Dianai (lapisan ke dua), Care (lapisan ke tiga), Mael (lapisan ke empat), Bu'ang (lapisan ke lima), cucur (lapisan ke enam), dan Tungga (lapisan ke tujuh).
Gallang Balle
Gallang Balle merupakan salah satu aksesoris yang digunakan oleh Suku Mandar. Gallang Balle adalah sebuah perhiasan berupa gelang.
Gallang Balle secara khusus dibuat berbentuk tabung. Perhiasan satu ini terbuat dari bahan emas yang akan memberikan kesan mewah.
Poto
Sama halnya dengan Gallang Balle, aksesoris satu ini juga termasuk perhiasan sejenis gelang. Poto merupakan gelang yang dibuat berbentuk bulat dan dilengkapi gerigi di bagian luarnya.
Gelang satu ini biasanya digunakan secara bersamaan dengan Gallang Balle. Ketika dipakai secara bersamaan, posisi poto akan berada pada bagian bawah Gallang Balle.
Sima-Simang
Selanjutnya adalah aksesoris terakhir dari baju adat Suku Mandar. Aksesoris satu ini juga sejenis dengan Poto dan Gallang Balle.
Sima-Simang adalah jenis perhiasan yang digunakan di pergelangan tangan perempuan Suku Mandar. Perhiasan ini juga digunakan secara bersamaan dengan Poto dan Gallang Balle.
Nah, itulah informasi tentang kumpulan baju adat Suku Mandar beserta dengan aksesoris hingga kelengkapan pakaian tradisionalnya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/edr)