Mengenal Jas Tutup, Baju Adat Pria Bugis-Makassar yang Elegan

Mengenal Jas Tutup, Baju Adat Pria Bugis-Makassar yang Elegan

Kembang Lisu Allo - detikSulsel
Jumat, 03 Nov 2023 05:06 WIB
Orang Bugis
Foto: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Makassar -

Masyarakat Bugis-Makassar dikenal akan keberagaman budayanya yang masih terjaga hingga kini. Salah satunya Jas Tutup yang merupakan baju adat pria di suku Bugis-Makassar.

Dilansir dari situs resmi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Jas Tutup merupakan pakaian tradisional yang diperuntukkan bagi pria. Jas tutup ini dikenal juga dengan sebutan Jas Tutu' atau Baju Bella Dada. Biasanya baju tersebut dikenakan pada acara-acara tertentu bagi masyarakat Bugis-Makassar.

Lantas, bagaimana bentuk, aksesoris hingga makna Jas Tutup ini bagi masyarakat Bugis-Makassar? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bentuk dan Aksesoris dari Jas Tutup

Baju Jas tutup memiliki ciri khas khusus mulai dari bentuk, warna hingga aksesorisnya.

Dari bentuk jas ini tampak serupa dengan jas modern pada umumnya. Namun yang menjadi berbeda ialah bentuk kerah yang melekat pada leher. Kerah tersebut dijuluki dengan nama Krah Sanghai.

ADVERTISEMENT

Kemudian di bagian depan terdapat lima buah kancing berwarna emas atau perak. Untuk bagian lengannya, berukuran panjang dan bagian bawah lengan terdapat dua buah kancing yang berdekatan. Sementara itu, di bagian Jas Tutup ini juga diberi sebuah aksesoris berupa hiasan rantai berwarna keemasan senada dengan kancingnya.(1)

Biasanya Baju Tutup ini dipasangkan dengan sarung sutera (lipa' Sabbe) yang memiliki warna mencolok. Ciri khas warna tersebut ialah warna merah dan hijau.

Selain itu, jas ini juga umumnya dikenakan bersama dengan sebuah penutup kepala berupa peci khas Sulawesi Selatan. Bagi masyarakat Bugis-Makassar, peci itu disebut Songkok Pa'biring atau Songkok Recca.

Dari kombinasi sarung dan songkok yang dipadukan tersebut, menjadikan pakaian tradisional satu ini memberi kesan lebih menonjol pada budaya Islam. (2)

Untuk warnanya Jas tutup ini memiliki warna yang beragam seperti warna hitam, putih, krem, merah tua, kuning coklat hingga orange. Namun, pada upacara adat atau pesta perkawinan Baju Jas Tutup yang dikenakan umumnya berwarna hitam.(1)

Makna Warna Jas Tutup

Sebenarnya Jas Tutup aslinya hanya terdiri atas dua warna yakni hitam dan putih. Namun seiring berkembangnya zaman kombinasi dari jas ini semakin beragam.

Dari dua kombinasi warna tersebut tentu memiliki maknanya masing-masing. Warna hitam dan putih ini merupakan dua warna netral yang menegaskan kesan kedalaman dan kesucian dan merupakan pelindung nilai-nilai suku Bugis-Makassar.(3)

Penggunaan Jas Tutup Baju Adat Pria Makassar

Biasanya Baju Jas Tutup ini dikenakan saat menghadiri upacara adat atau dalam sebuah pesta perkawinan. Jas ini bisa dikenakan oleh semua kalangan baik orang dewasa, anak-anak, keturunan bangsawan maupun orang biasa. Meski begitu, ada warna-warna khusus yang hanya dikenakan oleh masyarakat Bugis-Makassar yang berketurunan bangsawan.(1)

Untuk keluarga bangsawan, biasanya mereka akan dominan memakai baju Jas Tutup yang berwarna coklat. Warna coklat ini dipercaya sebagai tanda kebangsawanan, persahabatan dan kesucian secara visual.

Tak hanya itu, penggunaan kancing pada Baju Jas Tutup dapat menandai status sosial yang dimiliki masyarakat Bugis-Makassar. Jika kancingnya berwarna emas biasanya berarti orang tersebut memiliki status sosial yang tinggi. (3)

Di sisi lain, dalam pesta perkawinan khususnya pengantin pria akan mengenakan Baju Jas Tutup yang terbuat dari kain antallasa (benang emas). Meski benangnya berwarna emas, namun kainnya dapat memiliki beragam warna-warna cerah seperti hijau terang, merah, kuning emas dan pink. (1)

Nah, itulah sekumpulan informasi mengenai Baju Jas Tutup. Semoga informasi kali ini dapat menambah wawasan detikes ya!

Sumber:

1. Situs resmi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
2. Situs resmi Museum Daerah Kabupaten Maros
3. Jurnal Universitas Muhammadiyah Makassar yang berjudul Visual Aesthetic of Petta Puang Theater Group Performance in South Sulawesi




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads