Budaya Sulawesi Selatan

Tari Pattennung asal Bugis: Sejarah, Gerakan dan Maknanya

Edward Ridwan - detikSulsel
Jumat, 30 Sep 2022 01:00 WIB
Tari Pattennung. (Foto: Instagram Disbudpar Prov Sulsel)
Makassar -

Tari Pattennung adalah salah satu tarian tradisional suku Bugis di provinsi Sulawesi Selatan. Sesuai namanya, tari ini menggambarkan tentang aktivitas wanita-wanita Bugis dalam menenun benang menjadi kain.

Pattennung dalam bahasa Bugis diartikan sebagai orang yang menenun. Karena itu, Tari Pattennung ini mengisyaratkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam proses tersebut.

Dalam pementasannya, Tari Pattennung biasanya dilakukan oleh 6 orang penari atau dalam jumlah genap. Gerakan tari yang dilakukan secara berkelompok ini akan menyuguhkan seni yang indah dan selaras dengan musik.


Melansir dari Jurnal Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan yang berjudul "Tari Pattennung di Sulawesi Selatan", disebutkan bahwa Tari Pattennung ini merupakan tari kreasi yang umumnya ditampilkan pada momen suka cita seperti penjemputan tamu, acara pesta adat, ataupun dalam kegiatan perlombaan dan festival.

Hingga saat ini, Tari Pattennung masih tetap eksis dan dikembangkan oleh masing-masing sanggar seni. Hal ini diharapkan dapat menambah khazanah kesenian yang ada di Sulawesi Selatan.

Asal Usul Tari Pattennung

Tari Pattennung tercipta melalui penghayatan yang dalam terhadap proses menenun dari awal hingga menghasilkan kain tenun sutera. Setiap tahapan dalam proses itu, diimplementasikan dalam gerakan tari yang indah.

Kegiatan menenun sendiri oleh masyarakat Bugis merupakan salah satu keterampilan yang diajarkan turun-temurun. Khususnya di Kabupaten Wajo, yang merupakan sentra produksi tenun kain sutera Lipa Sabbe.

Tari ini awalnya diciptakan oleh Andi Siti Nurhani Sapada pada tahun 1962. Ia adalah pendiri Institute Kesenian Sulawesi, yang telah dikenal sebagai seniman yang telah menciptakan banyak karya seni tari seperti Pakarena, Padduppa, Tari Anging mamiri dan lain sebagainya.

Penciptaan Tari Pattennung terinspirasi dari giat dan tekunnya masyarakat Sulawesi Selatan yang senang menenun. Oleh karena itu, gerakan-gerakan Tari Pattennung lahir dengan melihat dan membayangkan gerakan-gerakan ketika menenun.

Selanjutnya, Tari Pattennung kemudian menjadi terkenal hingga ke mancanegara. Pada tahun 1975, Andi Siti Nurhani Sapada mementaskan Tari Pattennung ini bersama tari Bosara di Australia.

Selanjutnya gerakan Tari Pattennung...




(edr/alk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork