Warga muslim di Kelurahan Tarongko, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyita perhatian usai menggelar ritual rambu solo yang sakral. Namun ritual ini diklaim dilakukan dengan sejumlah penyesuaian termasuk hanya menyembelih hewan yang halal dimakan sehingga tidak ada babi yang disembelih, hanya ada kerbau dan kuda.
"Keluarga sebagian besar beragama Islam. Sehingga tidak menyembelih babi," ungkap keluarga almarhum Ahmad Dalle Salubi, Fatimah Rantelino, Jumat (10/2/2022).
Umumnya ritual adat kematian ini mengurbankan kerbau dan babi. Namun warga muslim yang menggelar rambu solo melakukan penyesuaian dengan menyembelih 54 ekor kerbau dan 1 kuda putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebagai bentuk penghargaan atau penghormatan kami kepada almarhum Ahmad Dalle Salubi yang selama ini telah mendidik dan membesarkan kami," tutur Fatimah.
![]() |
Klaim penyesuaian ritual adat ini tidak hanya pada binatang yang dikurbankan dalam ritual, tetapi juga rangkaian adat lainnya seperti ada beberapa bagian ritual yang disesuaikan dengan Islam.
Seperti pada ritual Ma'popengkaloa atau Ma'mopengkalo Alang, ritual ini pada Suku Toraja adalah proses memindahkan peti yang berisikan mayat ke sebuah lumbung untuk disemayamkan. Lumbung yang digunakan sebagai tempat menyimpan mayat ada di bagian depan tongkonan induk.
Sementara Rambu Solo warga muslim di Tarongko, prosesi ritual Ma'mopengkalo Alang tidak menyertakan mayat, melainkan menggunakan batu nisan sebagai pengganti.
Kemudian ritual Ma'pasonglo yaitu proses arak-arakan jenazah atau mayat dari area tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut Lakkian. Pengusungan mayat pada Ma'pasonglo ini dilakukan dengan menaikkan mayat ke keranda yang telah dihiasi benang emas dan perak.
Sementara ritual Ma'pasonglo warga muslim di Tarongko, setelah warga memasukkan peti mayat berisi batu nisan sebagai pengganti jenazah ke dalam lumbung, selanjutnya peti hanya diarak oleh warga berkeliling di sekitar tempat acara rambu solo.
Selain itu, peti yang digunakan oleh warga muslim di Tarongko berbeda dari peti pada umumnya. Jika pada proses Rambu Solo umumnya menggunakan peti polos, Rambu Solo warga muslim ini menggunakan peti dengan ukiran kaligrafi.
Selanjutnya keluarga yang menggelar Rambu Solo melakukan Mantarima Tamu atau menerima tamu. Pada prosesi ini berlangsung seperti pada umumnya, keluarga yang berduka menjamu tamu yang datang dan memberikan hidangan pada tempat yang telah disediakan.
Warga muslim tidak melaksanakan Mappasilaga Tedong sebagai ritual adat rambu solo. Sejatinya prosesi Mapasilaga Tedong merupakan rangkaian acara hiburan pada sore hari setelah proses penerimaan tamu selesai, dengan mempertontonkan adu kerbau.
Adu kerbau ini dijadikan sebagai sarana hiburan. Ritual dalam Mapasilaga Tedong dilakukan oleh ahlinya yang disebut dengan Pa'tingoro.
Namun karena bertentangan dengan ajaran Islam, maka Mappasilaga Tedong ini ditiadakan. Kerbau yang akan disembelih hanya dijejer secara rapi di tempat yang telah disediakan.
Kemudian penyelenggaraan ritual Mantunu juga dilakukan secara berbeda. Pada Rambu Solo pada umumnya dalam ritual ini kerbau dan babi yang menjadi persembahan saat upacara pemakaman ditebas oleh seseorang dengan keahlian khusus dalam menebas kerbau.
Kerbau itu ditumbangkan dengan sekali tebas. Setelah itu, darah yang mengalir dari tubuh kerbau itu akan dikumpulkan dalam wadah untuk dimasak dan dimakan bersama.
Sementara pada rambu solo yang warga muslim gelar, kerbau tidak ditebas melainkan disembelih secara syariat Islam. Selain itu, darah dari kerbau tidak dimasak dan juga tidak dimakan karena bertentangan dengan ajaran Islam.
Selain penyelenggaraan yang berbeda karena disesuaikan dengan syariat Islam, makna penyelenggaraan Rambu Solo pun berbeda. Bagi warga muslim di Tarongko ritual Rambu Solo digelar sebagai bentuk penghargaan atau penghormatan kepada almarhum serta ajang sedekah dan dakwah.
"Ini bukan sebagai bentuk untuk menghambur-hamburkan uang. Melainkan untuk sedekah dan dakwah, sesuai ajaran dalam agama muslim," tukas Fatimah.
(tau/hmw)