Pertama Terjadi! Warga Muslim di Toraja Gelar Ritual Rambu Solo yang Sakral

Pertama Terjadi! Warga Muslim di Toraja Gelar Ritual Rambu Solo yang Sakral

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Minggu, 12 Jun 2022 15:08 WIB
Warga muslim Toraja menggelar ritual adat Rambu Solo
Warga muslim Toraja menggelar ritual adat Rambu Solo (Foto: Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Tana Toraja -

Warga muslim di Kelurahan Tarongko, Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar ritual adat Rambu Solo. Ini merupakan pertama kalinya ritual Rambu Solo digelar oleh warga beragama Islam di Toraja dan diklaim sudah mendapat persetujuan tokoh adat.

"Ini sebagai bentuk penghargaan atau penghormatan kami kepada almarhum Ahmad Dalle Salubi, yang selama ini telah mendidik dan membesarkan kami," kata salah seorang keluarga almarhum Fatimah Rantelino, Jumat (10/6/2022).

Tidak seperti rambu solo pada umumnya dimana mayat atau jenazah disimpan hingga pelaksanaan rambu solo, ritual pada rambu solo warga muslim ini justru jenazah telah dikebumikan. Namun ritual adat sebagai penghormatan baru dilakukan belakangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jenazah telah dikuburkan lebih dulu sesuai ajaran Islam pada Februari 2021 lalu. Ini cuma acara adat untuk penghormatan saja," jelas Fatimah.

Rambu Solo terdiri atas beberapa ritual adat yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat suku Toraja. Pada Rambu Solo yang digelar warga muslim di Tarongko, ada beberapa bagian ritual yang disesuaikan dengan Islam.

ADVERTISEMENT
Pesta rambu solo yang digelar warga muslim di TorajaPesta rambu solo yang digelar warga muslim di Toraja Foto: Rachmat Ariadi/detikSulsel

Mulai dari jenis hewan yang disembelih hanya hewan yang halal untuk dimakan, juga beberapa ritual yang bertentangan dengan syariat Islam tidak dilakukan. Seperti Mappasilaga Tedong dan sebagainya.

Selain itu, peti mayat yang digunakan oleh warga muslim di Tarongko berbeda dari peti pada umumnya. Jika pada proses Rambu Solo umumnya menggunakan peti polos,maka pada pesta Rambu Solo warga muslim ini, peti yang digunakan tampak ada ukiran kaligrafi.

Selain penyelenggaraan yang berbeda karena disesuaikan dengan syariat Islam, makna penyelenggaraan Rambu Solo pun berbeda.

Pada masyarakat suku Toraja, Rambu Solo merupakan ritual yang dilaksanakan untuk menyempurnakan kematian seseorang. Sementara bagi warga muslim di Tarongko, ritual Rambu Solo digelar sebagai bentuk penghargaan atau penghormatan kepada almarhum serta ajang sedekah dan dakwah.

"Ini bukan sebagai bentuk untuk menghambur-hamburkan uang. Melainkan untuk sedekah dan dakwah, sesuai ajaran dalam agama muslim," jelas Fatimah.

Fatimah mengatakan pelaksanaan upacara ritual Rambu Solo ini sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Pihaknya juga telah berdiskusi bersama tokoh adat di Toraja.

"Pelaksanaannya sudah dibicarakan dengan tokoh adat setempat," pungkasnya.




(tau/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads