Tiap daerah memiliki corak dan motif kain tenun masing-masing. Salah satunya kain tenun Masalili asal Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mencuri perhatian karena digunakan Presiden Joko Widodo saat peringatan hari pers nasional (HPN) 2022.
Kain tenun yang dibuatkan khusus untuk Jokowi dan rombongan VVIP menggunakan teknik tenun Sobi khas Masalili. Dengan motif Robu atau bambu muda dengan hiasan bintang.
"Bangga sekali hasil tenunan kami, tenunan Masalili, Muna, bisa dipakai pak Jokowi," ungkap perajin tenun asal Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sitti Erni kepada detikSulsel, Minggu (20/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanggaan bermula saat wanita berusia 43 tahun ini mengikutkan hasil tenunannya dalam kegiatan lomba karya tenun yang digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sultra beberapa waktu lalu. Namun, hasil karyanya hanya berada di posisi harapan satu.
"Tapi ada karya tenunan saya senada dengan warna pakaian pak Jokowi. Warna hijau telur asin. Akhirnya mereka minta dibuatkan dengan motif Masalili," ujarnya.
![]() |
Erni mengungkapkan kain tenun yang dibuatkan khusus untuk Jokowi dan rombongan VVIP menggunakan teknik Tenun Sobi khas Masalili. Dengan motif Robu atau bambu muda dengan hiasan bintang.
"Warna ditentukan Dekranasda Sultra, tetapi teknik dan motif kami tentukan sendiri," paparnya.
Motif yang tersemat dalam kain tenun yang dikenakan Presiden Jokowi memiliki makna mendalam untuk warga Kabupaten Muna, khususnya Desa Masalili, asal tenun itu. Ia mengungkapkan Robu atau bambu muda merupakan makanan tradisional masyarakat Muna.
"Robu itu makanan tradisional kami disini, biasa dibuat sayur bambu muda, saya kira itu sangat cocok untuk dikenakan pak Jokowi," ujarnya.
Awalnya, tidak kurang dari 250 kain yang akan dipesan Dekranasda Sultra untuk dikenakan rombongan Presiden dan tamu VVIP lainnya. Namun, benang tenun warna yang diinginkan hanya cukup untuk 25 kain saja.
"Benangnya hanya untuk 25 kain saja, jadi hanya itu yang dibuat," bebernya.
Untuk membuat 25 kain tenun Masalili itu, Erni dan kelompok tenunnya membutuhkan waktu 10 hari. Setiap kain yang dikirim ke Jakarta berukuran 3,5 meter x 60 sentimeter dengan harga per kainnya Rp 600 ribu.
"Kami hanya buatkan kainnya saja, terus dikirim ke Jakarta untuk dibuat desainer disana," ujarnya.
(tau/nvl)