Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla mengadakan program Pemberdayaan Alpukat di Desa Tonasa, Tombolo Pao, Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Program ini merupakan bentuk upaya LAZ Kalla untuk meningkatkan produktivitas petani di Malino.
"Kami dari LAZ Hadji Kalla menginisiasi untuk memberdayakan alpukat di kawasan ini dengan maksud untuk meningkatkan produktivitas petani Malino," ujar Program Manager Community Development Care Yayasan Hadji Kalla, Erny Rachmi Nurdin pada Kamis (14/11/2024).
Erny mengatakan LAZ Kalla memberdayakan dengan cara memberikan binaan, dampingan, serta sumbangan berupa benih alpukat. Adapun benih yang diberikan memiliki kualitas unggul dibandingkan benih masyarakat lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Caranya degan memberikan petani binaan kami sumbangan, ini alpukat kualitas unggul," ucapnya.
Sebelumnya, kata Erny, benih yang dikembangkan di Desa Tonasa, Malino didapatkan secara turun temurun. Dengan begitu, dari tahun ke tahun kualitas benih tersebut menurun dan memengaruhi produktivitasnya.
"Kualitas benih yang dikembangkan (sebelumnya) oleh petani setempat itu adalah benih yang mereka dapatkan secara turun temurun. Sehingga makin kesini itu kualitas atau produktivitas benih tersebut itu semakin menurun," kata Erny.
Lebih lanjut, Erny menjelaskan LAZ Hadji Kalla mencetuskan program ini karena produksi alpukat di Malino menurun kualitasnya. Padahal alpukat Malino sebelumnya sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat luas.
"Di tahun 2018-2020 kami itu mendapatkan data dari BPS dan website Kementan bahwa di tahun tersebut produksi alpukat malino yang fenomenal itu menurun kualitasnya," jelasnya.
Adapun program pemberdayaan alpukat di Desa Tonasa telah dilakukan sejak 2021. Menurut Erni, selama 3 tahun terlaksana program ini membuahkan hasil yang signifikan.
Erny menuturkan, LAZ Kalla mulanya memberi bantuan 1000 pohon kepada salah satu kelompok tani Parang Ta'jurru. Kemudian pada 2024, sebanyak 70% dari pohon alpukat itu masih hidup dan produktif.
"Setelah kami memberikan bantuan 1000 pohon alpukat kepada petani Parang Ta'jurru, di tahun 2024 itu masih ada sekitar 70% pohon alpukat hidup dan produktif," tutur dia.
Erny memaparkan bahwa hasil pemberdayaan alpukat itu meningkatkan produktivitas petani sebesar 20% jika dibandingkan dengan pohon alpukat lokal. Alpukat dengan benih unggul sendiri dapat menghasilkan maksimal 60 kg per pohon.
"Hasilnya itu ada sekitar 20 persen peningkatan produktivitas karena kalau dibandingkan dengan pohon lokal, per pohon hanya menghasilkan sekitar 25-40 kg alpukat. Sementara pohon alpukat kualitas unggul ini kita menghasilkan 50-60 kg per pohon," paparnya.
Tidak hanya buahnya, para petani alpukat juga dapat menghasilkan benih unggul sebanyak 2000 pohon. Sekitar 1400 di antaranya telah diperdagangkan.
"Setahun ini mereka sudah berhasil memproduksi benih alpukat unggul sebanyak 2000 pohon. 600 pohon itu sudah kami sebar ke kelompok tani lain di Kabupaten Bantaeng dan 1400 lainnya mereka sudah jual," beber Erny.
Erny mengatakan para petani alpukat kini sudah bisa mendapatkan sumber penghasilan dari penjualan benih unggul. Kedepannya, penghasilan mereka bisa bertambah jika panen alpukat sudah masif dan diperjualkan.
"Hingga saat ini mereka sudah mendapatkan sumber penghasilan baru dari penjualan benih alpukat unggulnya. Mudah-mudahan insyaallah setelah panennya sudah masif, sudah mulai produktif (sehingga) mereka juga mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan hasil panen alpukat," katanya.
Kepala Desa Tonasa Anwar Jama mengaku merasakan manfaat selama tiga tahun di dampingi Yayasan Hadji Kalla. Khususnya dalam meningkatkan ekonomi rakyat setempat.
"Selama 3 tahun hadir di wilayah kami, di masyarakat kami untuk memberikan kegiatan ekonomi rakyat yang tentu ini sangat bermanfaat untuk masyarakat kami secara umum," kata Anwar.
Per November 2024 ini, Yayasan Hadji Kalla pun melakukan panen perdana di sejumlah kebun alpukat yang dikembangkan. Selanjutnya, pendampingan ini berakhir dan akan dilanjutkan oleh Pemerintah Desa Tonasa.
Berdasarkan pantauan detikSulsel, alpukat yang dihasilkan dari satu pohon pada panen perdana ini mencapai 30-40 buah. Sementara, satu buah alpukat memiliki berat mencapai 1-2 kg.
(ata/sar)