Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terjadi inflasi secara year on year (y-on-y) pada Juli 2024 sebesar 1,74%. BPS mengungkap komoditas beras jadi pemicu utama inflasi.
"Juli 2024 bila dibandingkan Juli 2023 terjadi inflasi sebesar 1,74% atau year on year," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam keterangannya, Kamis (1/8/2024).
Aryanto menuturkan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 3,13%; kelompok pakaian dan alas kaki 0,72%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,44%; serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,82%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, kelompok kesehatan 1,72%; kelompok transportasi 0,72%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,18%; kelompok pendidikan 1,18%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,31%; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 4,63%. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,10%.
"Bila kita lihat inflasi y-on-y sebesar 1,74% ini yang pertama disumbangkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Terjadi inflasi selama setahun sebesar 3,13% dengan andil sebesar 0,96%. Bila kita lihat komoditas yang dominan adalah beras. Beras selama setahun terakhir mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,43%," bebernya.
Sementara, lanjut Aryanto, tingkat deflasi month to month (m-to-m) pada Juli 2024 sebesar 0,18% dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Sulsel Juli 2024 sebesar 0,65 persen.
"Pada Juli 2024 terjadi deflasi sebesar 0,18% bila dibandingkan dengan Juni 2024 atau month to month (m to m). Selanjutnya, inflasi tahun kalender atau dari Januari sampai Juli 2024 terjadi inflasi 0,65%," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Kholisun yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan beras menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi dikarenakan adanya kenaikan harga pada awal Juli 2024 lalu.
"Awal Juli kemarin terjadi kenaikan harga beras di beberapa wilayah. Tapi, secara umum tidak terlalu tinggi dan jauh lebih banyak yang tidak terjadi kenaikan. Untuk Makassar sendiri sampai Juli tidak terjadi kenaikan harga," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kholisun mengungkapkan beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Menurutnya, begitu ada kenaikan harga akan langsung berdampak terhadap inflasi.
"Beras memang karena jumlah konsumennya cukup banyak, jadi begitu ada kenaikan harga, indeksnya agak tinggi," terangnya.
Kholisun memprediksi pada Agustus 2024 ini harga beras di Sulsel akan terkendali, bahkan bisa mengalami penurunan. Beberapa daerah, kata dia, memasuki musim panen periode Agustus, September, dan Oktober.
"Mulai Agustus di wilayah Sulsel ini, kan, sudah mulai panen lagi. Jadi, insyaallah ini harga mulai terkendali, tidak naik. Bahkan, di beberapa sentra produksi agak turun," ucapnya.
(asm/hsr)