PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menilai meningkatnya harga tembaga bisa berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Untuk mencapai itu, Merdeka Copper telah menyiapkan sejumlah strategi produksi agar bisa lebih efisien.
General Manager Corporate Communications Merdeka Copper Gold Tom Malik mengatakan prospek harga logam diperkirakan positif hingga akhir 2024, didorong kondisi geopolitik dan adanya permintaan yang tinggi yang menjadi substansi pendongkrak kenaikan nilai logam.
Harga komoditas tembaga berjangka terus mencatatkan kenaikan yang signifikan mendekati level US$ 10.000 per metrik ton. Sampai dengan April 2024, harga tembaga sudah tercatat naik hingga 13% dan beberapa analis memperkirakan masih berpotensi naik hingga 75% dalam kurun waktu 2 tahun kedepan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyikapi posisi ini, PT Merdeka Copper Gold, Tbk berkomitmen untuk terus membangun strategi produksi efisien serta efektif yang dapat menghasilkan hasil positif di masa depan," kata Tom dalam keterangan tertulis, Selasa (4/6/2024).
Dia mengatakan anak perusahaan Merdeka, PT Batutua Karisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya (PT BKP-BTR) mengoperasikan Tambang Tembaga Wetar di Pulau Wetar Maluku Barat Daya terus melakukan inovasi dalam memaksimalkan hasil produksi hingga akhir tahun ini dengan mematok target 14.000 - 16.000 ton tembaga.
"PT Batutua Kharisma Permai (BKP), pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi tembaga, dan PT Batutua Tembaga Raya (BTR), pemegang izin usaha industri untuk mengolah hasil tambang menjadi katoda tembaga telah menjadi bagian dari PT Merdeka Copper Gold Tbk sejak 2018," tuturnya.
Dia mengatakan merujuk laporan eksplorasi triwulanan, kuartal pertama, Merdeka telah menggelontorkan Rp 5,8 miliar (US$ 0,4 juta) untuk melakukan eksplorasi dan pengujian cadangan tembaga baru yang potensial dengan pemetaan geologi terbaru yang menunjukan indikasi menarik untuk potensi mineralisasi.
"Dalam pemanfaatan mineral tembaga, PT BKP-BTR menerapkan metode pelindian yang efisien untuk mengekstrak kandungan tembaga dari bijih yang ditambang. Konsumsi air untuk operasi tambang yang berasal dari Sungai Lurang, dengan izin pemerintah dan dipantau secara berkala, diolah dengan sistem air tertutup yang mendaur ulang semua air yang dibutuhkan untuk operasi," ungkapnya.
Dia mengatakan BKP-BTR secara berkala memantau kualitas lingkungan air sungai dan laut dekat muara, serta flora dan fauna. Serta melakukan reklamasi progresif setiap area selesai ditambang. Tambang Tembaga Wetar merupakan satu-satunya tambang di Indonesia yang menghasilkan dan mengekspor langsung katoda tembaga saat ini.
"Tidak hanya itu, untuk memanfaatkan sisa kandungan mineral di Tambang Tembaga Wetar yang secara alamiah tidak bisa diekstrak menjadi tembaga tetapi tetap bernilai ekonomi, Merdeka melalui anak perusahaannya Merdeka Battery Materials (MBMA) mendirikan Proyek AIM (Acid, Iron, Metal) dalam Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah," tuturnya.
Dia mengatakan Proyek AIM akan mengolah bijih sisa pakai dan bijih pirit berkualitas tinggi dari Tambang Tembaga Wetar menjadi berbagai produk seperti asam sulfat, uap jenuh, pelet bijih besi, spons tembaga, hidroksida timbal-seng, emas doré, dan perak.
"Dengan langkah ini, grup Merdeka menegaskan pemanfaatan strategis yang bertanggung jawab terhadap produksi tembaga kedepan yang berpegang pada prinsip proporsional efektif dalam koridor good mining practices. Grup Merdeka juga tengah berfokus pada proyek masa depan tembaga yang dinamai Proyek Tembaga Tujuh Bukit (Tujuh Bukit Copper) yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur. Proyek ini merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase pra produksi dengan total kandungan sumber daya mineral 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas," jelasnya.
Dia mengatakan pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun. Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan menjadi tambang tembaga ke-3 terbesar di Indonesia dan akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam supply tembaga dan pemasukan yang positif serta menguntungkan bagi daerah dan nasional.
"Saat ini grup Merdeka tengah masuk dalam masa transformasi keberlanjutan dari operasi dan proyek saat ini, ke usaha tambang mineral berumur panjang, yang dapat memberikan kontribusi optimum dan menggerakan roda perekonomian di sekitar wilayah usaha," tutupnya.
(akd/ega)