Harga cabai di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 melonjak drastis hingga mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Kenaikan ini dipicu stok cabai yang mengalami kelangkaan.
Pantauan detikSulsel di Pasar Bajoe Jumat (1/12/2023), harga cabai rawit naik dari Rp 60.000 menjadi Rp 100 ribu per kg. Lalu harga cabai merah keriting dari harga Rp 55.000 menjadi Rp 70.000 per kg, sedangkan harga cabai merah besar dari harga Rp 50.000 menjadi Rp 70.000.
Sementara di Pasar Palakka, harga cabai rawit naik dari Rp 55.000 menjadi Rp 100.000 per kg, lalu harga cabai merah keriting dari Rp 60.000 menjadi Rp 70.000 per kg. Kemudian harga cabai merah besar dari Rp 60.000 menjadi Rp 70.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua minggu lalu harga cabai keriting itu masih Rp 50.000 sampai Rp 6.000 per kg, minggu lalu naik lagi menjadi Rp 90.000 per kg, sekarang sudah Rp 100.000 per kg. Hampir setiap minggu naik harganya," ujar salah seorang pedagang di Pasar Bajoe Mariani (38) saat ditemui detikSulsel, Jumat (1/12).
Mariani mengatakan penyebab kenaikan harga cabai karena stok langka yang disebabkan terbatasnya suplai dari petani. Sementara di satu sisi permintaan konsumen sangat tinggi.
"Susah didapat kasihan makanya harganya naik. Baru di pasar juga banyak orang yang cari," bebernya.
Mariani menambahkan, sejumlah petani saat ini banyak yang menjual cabai langsung ke kota-kota besar. Mereka memilih tidak lagi langsung menawarkan ke pasar atau melalui tengkulak.
"Sudah banyak juga petani yang menjual cabainya langsung ke kota karena jelas keuntungannya. Bukan cuman di Bajoe yang mahal harganya tapi di semua pasar," jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Bone Hamzah Sunusi menerangkan bahwa kenaikan harga cabai sudah terjadi selama dua minggu terakhir. Namun dia menyebut harga komoditas lainnya masih normal.
"Dari sampel kami di dua pasar yakni Pasar Bajoe, dan Pasar Palakka harga cabai yang mengalami lonjakan harga cukup drastis. Untuk harga kebutuhan pokok lainnya sejauh ini masih wajar," ucap Hamzah.
Dia juga mengatakan pihaknya akan melakukan pasar murah untuk menstabilkan harga. Pasar murah nanti akan diadakan selama dua kali di bulan Desember.
"Satu-satunya cara menstabilkan harga kita adakan pasar murah di wilayah kota dan kecamatan. Kita akan adakan selama dua kali di bulan Desember, pasar murah itu akan kami subsidi," jelasnya.
(sar/hmw)