Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin berangan-angan agar Sulsel bebas dari inflasi cabai rawit pada tahun 2024. Bahkan Bahtiar berniat ingin mendeklarasikan hal tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Bahtiar usai melakukan sidak pasar di Pasar Panakukkang bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto pada Kamis (30/11). Bahtiar awalnya menyebut harga cabai rawit yang kian pedas didapati di banyak tempat di Indonesia.
"Yang naik harganya itu cabai masih Rp 80 ribu. Saya kira persoalan cabai ini akut karena dialami seluruh Indonesia bukan hanya kita," ujar Bahtiar kepada wartawan usai sidak, Kamis (30/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan pihaknya kini sedang mengikhtiarkan supaya harga cabai ini dapat diintervensi. Bahtiar menyebut, hasil dari upaya itu, Sulsel bakal mendeklarasikan bebas inflasi cabai.
"Tapi kami provinsi sudah menyiapkan satu langkah yang agak agresif. Saya lagi kerja, tim saya pengen satu tahun ke depan Sulsel ini bisa deklarasi bebas inflasi cabai. Saya lagi siapkan metodenya, bersama dengan kabupaten/kota sehingga hal ini tidak berulang," jelasnya.
Bahtiar kemudian menaruh pesan kepada seluruh bupati dan walikota di Sulsel untuk bersinergi, utamanya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dia menilai harus ada langkah serupa agar harga komoditas pangan di pasar dapat dikendalikan dan tidak melonjak.
"Kepada seluruh bupati/walikota di Sulsel kita harus kompak nih menghadapi Nataru. Sehingga hal yang sama harus dilakukan kabupaten/kota lain untuk turun di pasar-pasar untuk mengecek harga dan mengambil langkah dan mengendalikan harga setempat," paparnya.
Bahtiar Kesal ASN Tak Jalankan Program Tanam Cabai
Bahtiar mengaku kesal ASN Pemprov Sulsel tidak menjalankan program menanam 10 pohon cabai di setiap rumah. Bahtiar pun akan menggerakkan aparat TNI-Polri untuk memastikan program itu berjalan.
"Karena saya sudah bilang sepuluh pohon tiap rumah gak jalan. Jadi saya harus lebih agresif lagi. Mulai minggu-minggu ini saya akan lebih agresif memastikan tiap rumah itu untuk ini," ujar Bahtiar di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jumat (24/11).
Bahtiar menegaskan program tersebut dicanagkan agar dapat menekan harga cabai di pasaran. Dia akan mengerahkan aparat penegak hukum untuk melakukan pengawasan.
"Mungkin kalau tidak kuat, saya terpaksa minta tolong TNI-Polri untuk absen ke rumah-rumah itu. Karena tidak selesai-selesai," tegasnya.
Dia mengungkap harga cabai di pasar Bone mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Bahtiar mengaku kaget karena harga cabai itu terus melonjak saat dirinya pertama kali menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel.
"Saya sama Bupati Bone harga cabai Rp 25 ribu. Saya kaget, yang harusnya pertama kali saya jadi gubernur Rp 15 ribu. Itupun sudah naik Rp 5 ribu dari harga normalnya. Saya jadi gubernur, harganya jadi Rp 18 ribu. Terus Rp 25 ribu," cetusnya.
"Bukannya turun malah naik terus. Kemarin saya di Pasar Daya, Pasar Batangase, harganya sudah Rp 80 ribu. Bahkan cabai Salotua Enrekang, itu sudah Rp 90 ribu di Pasar Batangase, bayangkan. Saya kira ini kita harus kembangkan di Sulawesi Selatan," lanjut Bahtiar.
(ata/ata)