Produksi PLTA Malea Turun Drastis gegara Kemarau, Hanya Pasok 30 MW ke PLN

Tana Toraja

Produksi PLTA Malea Turun Drastis gegara Kemarau, Hanya Pasok 30 MW ke PLN

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Senin, 23 Okt 2023 13:46 WIB
Lokasi PLTA Malea di Tana Toraja.
Foto: Lokasi PLTA Malea di Tana Toraja. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Tana Toraja -

Produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Malea Energy di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kondisi kritis imbas musim kemarau. Saat ini PLTA Malea hanya bisa memproduksi 30 mega watt (MW) setiap harinya dari kemampuan normal 80 MW.

"Benar, produksi listrik kami (PLTA Malea) sangat turun selama musim kemarau ini," kata Direktur PT Malea Energy Victor Datuan Batara kepada detikSulsel, Senin (23/10/2023).

Victor mengungkapkan, kurangnya produksi listrik disebabkan musim kemarau panjang. Hal ini mengakibatkan debit air Sungai Saddang yang menjadi sumber utama PLTA Malea berkurang drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, situasi tersebut masuk dalam kondisi kritis dengan produksi 30 MW setiap harinya. Padahal di waktu normal PLTA Malea biasanya memproduksi 70 hingga 80 MW listrik setiap harinya.

"Pokoknya selama musim kemarau ini menurun drastis, bahkan sudah masuk kondisi kritis. Debit air yang menurun kan, kita cuma bisa memproduksi listrik 30 MW, padahal pada waktu normalnya kita bisa produksi 70 hingga 80 MW setiap harinya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Victor mengutarakan, listrik yang dihasilkan PLTA Malea setiap harinya langsung dibeli oleh PLN dengan harga Rp 1.398,53 per kilowatt hour (kWh). Tenaga listrik tersebut kata dia, disuplai setiap hari sehingga PLTA Malea bisa menyumbang 30 hingga 35 persen konsumsi listrik di Sulsel.

"Listrik yang kami hasilkan langsung dibeli oleh PLN, jadi sekitar 30 sampai 35 persen listrik di Sulsel itu dari Malea. Nah karena kondisinya turun begini, kami hanya bisa setor 30 mega ke PLN, makanya itu sering mati lampu kan. PLTA Bakaru dan PLTA lainnya juga begitu," ucapnya.

"Semoga saja bulan November nanti musim hujan tiba agar produksi listrik kami menjadi normal," tandas Victor.

Diketahui, PLTA Malea berada di Desa Randan Batu, Kelurahan Sandabilik, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja. PLTA Malea menggunakan sistem pengambilan air run off river dengan bangunan utama berupa area pengambilan (intake area), area saluran penghantar (waterway), area tangki peredam (surge tank), dan area gedung pembangkit (power house).

Memiliki dua unit mesin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 45 MW, sehingga total kapasitas mencapai 90 MW. PLTA Malea 2x45 MW merupakan pembangkit Independent Power Producer (IPP) yang masuk dalam pengawasan PLN UIP Sulawesi.




(ata/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads