Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali resmi melayani penerbangan rute Bandara Internasional Jacksons Port Moresby, Papua Nugini. Maskapai Citilink Indonesia akan melayani penerbangan selama dua kali sepekan.
Pembukaan rute penerbangan Bali-Papua Nugini diresmikan pada Minggu (2/7). Citilink akan melayani penerbangan tiap hari Minggu dan Kamis dengan Pesawat Jet Airbus 320 dan kapasitas 180 kursi.
Direktur PT. Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai berharap pembukaan rute tersebut merupakan momen bersejarah. Dia berharap layanan penerbangan rute Bali-Papua Nugini ini bisa terus ditingkatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penerbangan ke Papua Nugini ini adalah penerbangan historical, dan ini penerbangan pertama kali membangun konektivitas antara Indonesia dengan negara tetangga kita Papua Nugini," ungkap Dewa dalam keterangannya, Minggu (2/7/2023).
Sementara Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana turut hadir dalam peresmian tersebut. Dia berharap rute penerbangan Bali-Papua Nugini bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
"Dengan dibukanya penerbangan ini, saya berharap masyarakat Papua Nugini banyak yang berkunjung ke Bali. Karena target yang disampaikan oleh Pak Gubernur adalah 4,5 juta kunjungan tahun ini. Kami optimis pasti akan tercapai target," ucap Putu.
Anggota Komisi VI DPR RI ini mengaku pembukaan rute penerbangan Bali-Papua Nugini merupakan momen yang sudah lama dinantikan. Pasalnya hal ini merupakan buah dari perjuangan oleh Parlemen Indonesia selama dua bulan.
"Hari ini bersejarah, satu hal bisa kita wujudkan yaitu direct flight, historical flight, national flight carier kita, Citilink dengan Bendera Merah Putihnya bisa mendarat di Port Moresby, Papua Nugini," ujarnya.
Putu mengaku pihaknya kerap melakukan kunjungan kerja sama bilateral ke Papua Nugini. Putu juga mengundang delegasi Parlemen Papua Nugini ke Museum Rudana, Bali.
"Tentu, saya merasa bangga dan terharu karena apa yang kita usahakan 2 bulan ini terwujud. Saya bolak balik ke Papua Nugini, di sana bukan sekedar diterima parlemen tapi dijamu Perdana Menteri Papua Nugini. Mereka menunggu penerbangan ini agar bisa berkunjung ke Indonesia, khususnya pulau Bali," tegas Putu.
Menurutnya pembukaan rute baru ini tidak mudah lantaran delegasi Parlemen Indonesia sempat ditolak. Pasalnya ada janji yang belum sempat ditunaikan untuk Papua Nugini.
"Saya dengar ada janji yang belum kita tunaikan, yaitu direct flight yang kita janjikan, dan MoU antara Parlemen Indonesia dan Papua Nugini," tuturnya.
Namun setelah upaya komunikasi yang intens Parlemen Indonesia dan Papua Nugini bisa menjalin hubungan dengan baik. Pihaknya mengedepankan soft diplomacy melalui seni dan budaya dengan mengundang Plt Ketua Nasional Parlement of Papua New Guinea (PNG), Hon Johnson Wapunai ke Bali.
"Kita tampilkan seni budaya. Diplomasi inilah yang membuat hubungan bilateral antara Papua Nugini dengan Indonesia akan jauh lebih baik dan meningkat lagi," ungkapnya.
Putu berharap kehadiran penerbangan rute Bali ke Papua Nugini dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara tersebut. Hubungan yang dimaksud, lanjut Putu, baik hubungan connectivity, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan terpenting mengawal kedaulatan kedua bangsa.
"Ini menyangkut respek, harmoni hubungan kedua negara dan saling menghargai kedaulatan negara masing-masing. Konektivitas ini akan mampu meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, pariwisata, investasi dan lain-lain," imbuhnya.
(sar/asm)