.webp)
Pilot Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air Kapten Hari Permadi yang pesawatnya terjatuh di hutan Yalimo, Papua Pegunungan dikenal punya dedikasi tinggi. Kapten Hari sudah 4 tahun terbang di Papua sejak bergabung dengan SAM Air.
"Dari SAM Air berdiri sudah bergabung dengan kami. Kurang lebih sudah sekitar 4 tahun. Hanya beliau sempat istirahat karena pernah ada kasus kejadian penyanderaan di daerah Bogalaga," kata pemilik SAM Air Wagus Hidayat kepada wartawan di Lanud Silas Papare, Jayapura, Minggu (25/6/2023).
Wagus menuturkan Kapten Hari merupakan pilot yang berpengalaman. Dia disebut sudah menguasai medan penerbangan di wilayah pedalaman Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menjadi pilot, Kapten Hari juga menjadi instruktur penerbang bagi maskapai SAM Air. Dari tangannya telah lahir banyak penerbang-penerbang muda.
"Beliau ini juga instruktur penerbangan kami," ujarnya.
Dia lantas menilai Kapten Hari merupakan pilot yang punya dedikasi tinggi. Terutama dalam melayani penerbangan perintis di Tanah Papua.
"Untuk melayani Papua sangat tinggi sekali pengabdian dan dedikasinya," imbuhnya.
Diketahui, Kapten Hari Permadi menjadi salah satu manifest dalam kecelakaan pesawat SAM Air. Pesawat yang dipilotinya dalam penerbangan dari Bandara Elelim ke Lapangan Terbang Poik, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan sempat hilang kontak lalu dinyatakan terjatuh pada Jumat (23/6).
Selain Kapten Hari Permadi, kopilot Levi Murib beserta 4 penumpang atas nama Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17) dan Kilimputni (20) juga berada dalam pesawat tersebut.
Hingga kini tim SAR gabungan masih berupaya melakukan proses evakuasi terhadap korban kecelakaan pesawat SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMW tersebut.
(asm/sar)
