Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mempublikasikan data realisasi investasi kumulatif semester I 2022 baru mencapai Rp 584,6 triliun. Namun Bahlil optimis target investasi tahun ini sebesar Rp 2.000 triliun bisa terealisasi.
"Dengan melihat kinerja ekonomi Indonesia saat ini serta pertumbuhan realisasi investasi, Kementerian Investasi/BKPM masih tetap optimis target realisasi investasi yang diarahkan Bapak Presiden sebesar Rp 1.200 triliun pada tahun 2022 dapat dicapai dengan kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para investor," ungkap Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2022 di Kementerian Investasi/BKPM seperti dilansir dari detikFinance, Rabu (20/7/2022).
Realisasi investasi sepanjang periode April-Juni atau triwulan II-2022 mencapai Rp 302,2 triliun. Jumlah ini meningkat 7% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Secara kumulatif data realisasi investasi sepanjang semester I-2022 mencapai Rp 584,6 triliun atau meningkat 32% dibanding periode yang sama tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Capaian ini menandakan pulihnya investasi sejak pandemi COVID-19 melanda dua tahun lalu. Sejak pandemi, pelaku usaha melakukan penyesuaian, baik berupa penundaan maupun penghentian produksi sementara waktu. Di saat bersamaan pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membantu pelaku usaha agar tetap bertahan," tuturnya.
Menururtnya, capaian realisasi investasi pada triwulan II-2022 sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi pengamat ekonomi akan lebih dari 5%, melampaui triwulan I-2022.
"Kondisi ini tidak terlepas dari dukungan kebijakan pemerintah dalam pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan melonggarkan mobilitas dan aktivitas masyarakat," bebernya.
Menurut Bahlil, persebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa pada triwulan II lebih unggul dari Pulau Jawa dengan kontribusi Rp 157,1 triliun atau 52% dari total investasi, meningkat 38% dari periode yang sama di tahun 2021. Adapun investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Sulawesi Tengah di peringkat ketiga dan Riau di peringkat kelima.
Khusus untuk investasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan II mencapai Rp 163,2 triliun atau 54% dari total investasi, meningkat 39,7% dibanding periode yang sama di tahun 2021. Kontribusi PMA tertinggi dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya.
Capaian ini banyak ditunjang oleh realisasi aktivitas hilirisasi tambang dan industri petrokimia yang saat ini mulai memasuki tahap konstruksi. Adapun kontribusi investasi terbesar PMA berasal dari Singapura US$ 3,1 miliar, China US$ 2,3 miliar, Hong Kong US$ 1,4 miliar, Jepang US$ 0,9 miliar, dan Amerika Serikat (AS) US$ 800 juta.
"Kami memahami bahwa situasi perekonomian global saat ini sedang tidak menentu akibat perang Rusia-Ukraina dan pengetatan suku bunga oleh bank sentral Amerika memang akan menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia pada waktu mendatang," pungkasnya.
(tau/nvl)