Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) menjamin stok pangan masih mencukupi jelang Idul Adha. Namun pihaknya khawatir cuaca bakal mengganggu produksi pangan.
"Stok aman. Namun kita khawatir cuaca di Sulsel yang tidak menentu dapat mempengaruhi produksi komoditas," ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Imran Jausi kepada detikSulsel, Kamis (7/7/2022).
Apalagi Sulsel juga selama ini memasok komoditas pangan ke provinsi lain dengan menjadi penyanggah pangan nasional. Sulsel menurutnya mesti mendistribusikan hasil produksi pangan ke wilayah lain karena menjadi sentra produksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat produksi sekarang, saya kira itu kebutuhan yang besar sekali sementara komoditas ini sangat rawan dengan cuaca yang tidak kondusif. Ada kemungkinan produksi itu tidak maksimal, apalagi ini sudah menjadi kebutuhan nasional," jelasnya.
Menurut Imran, Sulsel sudah menjadi sentra produksi untuk tiga komoditas pangan. Lahan produksi bawang merah tersebar di 14 kabupaten di Sulsel dengan luas 1.647 hektare. Cabai rawit tersebar di 23 kabupaten/kota dengan luas 957 hektare, dan 17 lahan produksi dengan luas 388 hektare untuk cabai Besar.
"Kalau Sulsel terpenuhi (kebutuhan dan stok) yang kelebihan over stok itu yang dikirim ke daerah lain, kalau kita sudah terpenuhi," paparnya.
Imran menuturkan, kebutuhan pangan di wilayah Sulsel untuk komoditas bawang merah mencapai 1.293 ton, cabai rawit 1297 ton dan cabai besar 597 ton. Sementara stok bawang merah mencapai 14.877 ton, cabai rawit 3.555 ton, dan cabai besar 2.506 ton.
"Jadi sebenarnya produksi kita cukup, over produksi malah. Ini yang dikirim ke wilayah lain," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Perdagangan (Disdag) Sulsel mengecek dan menemukan kenaikan harga pangan menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di Pasar Pa'baeng-baeng. Disdag mengakui harga pangan yang tinggi disebabkan oleh kekurangan stok untuk pedagang di pasar.
"Kenaikan harga cabai ini disebabkan, kita tidak hanya menyuplai di wilayah kita (Sulsel), tapi kita juga suplai ke Kalimantan, Papua, Maluku dan Sulawesi Utara, dan bukan cuma kita juga yang meningkat mereka juga permintaan semakin meningkat," ujar Kadisdag Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamilo kepada wartawan, Kamis (7/7).
Harga cabai dan bawang merah masih tinggi di kisaran Rp 60 ribu per kilogramnya dari harga normal Rp 30 ribu per kilo, seminggu lalu harga cabai sempat Rp 80 ribu perkilogramnya sedang harga bawang merah di Rp 70 ribu perkilogram dari harga normal Rp 25 ribu perkilogramnya. Selain itu, Ashari juga menemukan kenaikan harga telur ayam yang dihargai Rp 40 ribu per rak dari harga normal Rp 32 ribu per rak.
"Selain konsumsi yang naik, persoalan pakan (unggas) juga jadi masalah (faktor kebaikan harga telur)," ujarnya.
(tau/tau)