PLN Proyeksi Kebutuhan Listrik Perusahaan Smelter di Sulawesi 6.000 MVA

PLN Proyeksi Kebutuhan Listrik Perusahaan Smelter di Sulawesi 6.000 MVA

Taufik Hasyim - detikSulsel
Jumat, 08 Apr 2022 10:50 WIB
Industri smelter
Industri smelter (Foto: Dok PLN )
Makassar -

PLN memprediksi kebutuhan listrik di Sulawesi akan terus meningkat karena terkerek pertumbuhan industri. Termasuk kebutuhan listrik untuk menunjang fasilitas smelter di Sulawesi diproyeksikan meningkat mencapai 6.000 megavolt ampere (MVA).

"Ini ditunjukkan dengan permintaan suplai daya dari sejumlah perusahaan smelter. Sehingga Kebutuhan listrik untuk fasilitas smelter di Sulawesi diproyeksikan lebih dari 6.000 MVA," ungkap Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua PLN Adi Priyanto dalam keterangan yang diterima, Jumat (8/4/2022).

Dia menambahkan, smelter merupakan proyek strategis yang mendukung program pemerintah untuk mempercepat hilirisasi mineral. Sehingga PLN siap mendukung industri smelter dengan pasokan listrik yang andal.

"Industri smelter merupakan hilirisasi mineral yang membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya," bebernya.

Pasokan listrik ke industri smelter di Sulawesi bertambah dengan kerja sama penanda tanganan surat perjanjian jual beli listrik (SPJBTL) dengan PT Huady Nickel Alloy Indonesia (HNI) yang menambah daya sebesar 90 MVA.

Selain itu, 4 perusahaan smelter juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) penyambungan baru konsumen tingkat tinggi smelter dengan PLN dengan total daya 936 MVA. Empat perusahan tersebut antara lain PT Celebessi Metalindo Utama (CMU), PT Buttatoa Smelter Pratama (BSP), PT Central Omega Resources Industri Indonesia Tbk (CORII), dan PT Industri Smelter Nusantara (ISN).

"Melalui SPJBTL yang diteken hari ini, HNI akan mendapat tambahan daya sebesar 90 MVA pada Desember 2022. Selain itu, HNI juga berkomitmen pada Maret 2023 untuk kembali menambah daya listrik sebesar 30 MVA, sehingga total kapasitas terpasang pada Maret 2023 menjadi 340 MVA," urai Adi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (HNI) Jos Stefan Hideky berharap pasokan listrik yang andal dari PLN bisa terus berkelanjutan. Apalagi kehadiran smelter disebutnya terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Semenjak HNI mulai memproduksi feronikel, pertumbuhan ekonomi di Bantaeng tumbuh dua digit, 12 persen. Bahkan tahun lalu Bantaeng mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Selatan," ungkapnya.



Simak Video "KKP Setop Proyek Reklamasi Dermaga Tambang Nikel di Morowali"
[Gambas:Video 20detik]
(tau/tau)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT