Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa bacaan dan renungan harian Katolik, Rabu November 2025?
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Rabu, 19 November adalah Hari Biasa. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah 2 Mak.7:1,20-31, Mzm.17:1,5-6,8b,15; dan Luk. 10:11-28.
Renungan Katolik 19 November 2025 mengangkat tema "Keyakinan Positif" dikutip dari buku Inspirasi Pagi (LBI) oleh Yulius Sodah MSC. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
- Bacaan harian dan berdasarkan kalender liturgi lengkap dengan mazmur tanggapan;
- Renungan harian hari ini Rabu, 19 November 2025 lengkap dengan bacaan dan mazmur tanggapan;
- Teks doa penutup;
- Kisah orang kudus yang dirayakan hari ini.
Yuk, disimak!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Harian Katolik Hari Ini 19 November 2025
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
Bacaan I: 2 Mak.7:1,20-31
Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.
Dengan rasa hati yang luhur dihiburnya anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri, penuh dengan semangat yang luhur. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya:
"Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandungku. Bukan akulah yang memberi kepadamu nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing!
Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasihan-Nya Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepada kamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya."
Adapun raja Antiokhus mengira bahwa ibu itu menghina dia dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup itu tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi sang raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa anak bungsu itu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikannya sahabat raja dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara.
Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka sang raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasehati anaknya demi keselamatan hidupnya.
Sesudah ia lama mendesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya.
Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu berkatalah ia dalam bahasanya sendiri: "Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusuimu. Akupun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umur sekarang ini dan terus memeliharamu.
Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatunya yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan kesemuanya itu dari barang yang sudah ada. Demikianpun bangsa manusia dijadikan juga.
Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya, hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau serta kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak."
Ibu itu belum lagi mengakhiri ucapannya itu, maka berkatalah pemuda itu: "Kamu menunggu siapa? Aku tidak mentaati penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami.
Niscaya baginda yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani tidak akan terluput dari tangan Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm.17:1,5-6,8b,15
Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.
Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Bacaan Injil: Luk. 10:11-28
Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.
Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.
Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.
Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.
Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.
Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.
Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.
Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.
Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.
Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."
Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Renungan Hari Ini: Keyakinan Positif
Kebutuhan terbesar manusia adalah kebutuhan akan cinta dan pengakuan, yang akan menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan dalam dirinya. Orang yang merasa dicintai dan diakui akan menjalani hidup yang lebih positif, optimis, dan bahagia.
Dia percaya bahwa dirinya punya banyak potensi. Pribadinya terus bertumbuh menjadi lebih dewasa dan utuh.
Relasinya dengan orang lain juga akan menjadi relasi yang positif, yang menumbuhkembangkan kedua belah pihak. Hidup orang yang yakin bahwa dirinya dicintai akan membuahkan berkat bagi dirinya sendiri dan orang-orang lain di sekitarnya.
Yesus hari ini menceritakan perumpamaan untuk mengajarkan kepada para murid tentang kedatangan kerajaan Allah.Kisahnya tentang seorang bangsawan yang hendak pergi ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja.
Bangsawan itu memercayakan hartanya untuk dikelola oleh hamba-hambanya. Ini berarti dia yakin akan kemampuan hamba-hambanya tersebut.
Dia percaya bahwa mereka mampu menjalankan uangnya. Setelah dia kembali, para hamba datang untuk melaporkan hasil kerja mereka masing-masing. Hamba pertama dan kedua ternyata berhasil mengembangkan mina yang mereka terima dengan baik, sehingga menjadi berlipat ganda.
Tuan itu gembira mendengar laporan mereka, lalu memberi mereka ganjaran yang besar. Namun, ada hamba yang tidak mengembangkan mina yang dipercayakan kepadanya.
Menurut hamba itu, dia tidak mengelola harta tuannya karena tahu bahwa tuannya itu jahat sehingga dia takut kepadanya. Dia merasa tuannya tidak mengasihi dia, tetapi berniat jahat terhadapnya.
Keyakinan negatif yang dipertahankan ini membuat dia tidak bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Dia lalu pesimis dan terhambat untuk maju.
Melalui perumpamaan ini, Yesus mau mengajarkan bahwa Kerajaan Allah adalah situasi di mana orang merasa dicintai Allah dan membiarkan Allah meraja atas hidupnya.
Perasaan dikasihi Allah membuat anak-anak Allah bertumbuh dalam iman dan kehidupan, menjadi diri sebagaimana yang dikehendaki Allah, yakni diri yang utuh dan makin sempurna. Perasaan bahwa dirinya berharga dan diakui akan memotivasi orang untuk maju. Sebaliknya, perasaan tidak dicintai dan kurang berharga akan menghambat tumbuh kembangnya diri seseorang.
Perasaan dicintai menumbuhkan keyakinan akan kemampuan diri untuk bertumbuh menjadi lebih baik. Hasilnya adalah berkat yang makin melimpah, sebab setiap orang yang (percaya bahwa dia) mempunyai, dia akan diberi.
Setiap orang yang merasa bahwa dirinya diberkati dengan sejuta potensi dan kebaikan akan termotivasi untuk mengembangkannya. Allah akan mengaruniakan berkat yang lebih melimpah kepadanya.
Kerajaan Allah selalu ditawarkan kepada kita karena Allah selalu hadir dengan kasih-Nya yang tidak berkesudahan. Percaya, bersyukur, dan bertumbuhlah, maka buah-buah kita akan semakin melimpah. Tuhan mengasihi kita semua.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, Engkau telah mempercayakan hidup ini kepada kami sebagai ladang pelayanan. Ajarlah kami untuk setia dalam hal kecil, berani melangkah, dan tidak menyembunyikan talenta karena takut. Berilah kami hikmat untuk mengelola waktu, kemampuan, dan pengalaman hidup demi kemuliaan-Mu dan kebaikan sesama. Semoga kami menjadi hamba yang aktif, bukan pasif; yang berbuah, bukan hanya menyimpan. Ketika Engkau datang kembali, semoga kami ditemukan sebagai pelayan yang setia dan bertanggung jawab. Dalam nama-Mu kami berdoa. Amin.
Kisah Santa Mechthildis dari Hackeborn
Santa Mechthildis dari Hackeborn lahir pada tahun 1241 di sebuah kastil keluarga bangsawan di dekat Eisleben, Saxony, Jerman. Ia berasal dari keluarga bangsawan Thuringia yang saleh dan berpengaruh. Sejak kecil, kehidupan rohaninya telah dibentuk oleh teladan keluarganya - terutama kakak perempuannya yang lebih dulu memilih jalan hidup membiara.
Pada usia tujuh tahun, Mechthildis mulai menempuh pendidikan di sebuah biara. Dari masa kecilnya yang dipenuhi doa dan disiplin rohani itu, tumbuh benih cinta yang mendalam kepada Tuhan. Ia kemudian memutuskan untuk menjadi biarawati di Rodersdorf, Swiss, sebelum akhirnya pindah pada tahun 1258 ke biara Helfta, tempat kakaknya menjabat sebagai abdis.
Di Helfta, Mechthildis menjalani hidup yang kaya akan pelayanan dan kebijaksanaan. Ia dipercaya menjadi guru dan juga direktur paduan suara di sekolah biara. Dalam perannya itu, ia tidak hanya membimbing para suster dalam bidang ilmu dan musik, tetapi juga menuntun banyak hati menuju kedalaman iman dan cinta ilahi.
Santa Mechthildis dikenal sebagai seorang mistikus dan visioner yang memiliki hubungan rohani yang amat mendalam dengan Kristus. Ia menjadi pembimbing spiritual bagi banyak orang - para biarawati, kaum awam, hingga para Dominikan terpelajar. Salah satu murid yang paling berpengaruh dari bimbingannya adalah Santa Gertrudis Agung (St. Gertrude the Great), yang kemudian menulis The Book of Special Grace berdasarkan ajaran dan pengalaman rohani Mechthildis.
Awalnya, Mechthildis sempat khawatir bahwa isi kitab itu akan menimbulkan kesalahpahaman. Namun dalam doa, Kristus sendiri menampakkan diri kepadanya dan meneguhkannya agar tidak takut, sebab ajaran-ajaran itu adalah sarana bagi banyak jiwa untuk mengenal kasih-Nya.
Hidupnya yang suci dan penuh pelayanan membuat Mechthildis dikenal luas sebagai penasihat rohani yang bijaksana. Beberapa ahli bahkan menduga bahwa tokoh "Matelda" dalam karya Purgatorio dari Dante Alighieri terinspirasi dari dirinya.
Santa Mechthildis wafat pada 19 November 1298 di biara Helfta. Setelah kematiannya, banyak umat mengenang dirinya sebagai pelindung dari kebutaan, terinspirasi oleh kisah mukjizat penyembuhan seorang suster buta melalui doanya.
Dalam karya seni, Santa Mechthildis kerap digambarkan dengan seekor merpati di atas sebuah buku - lambang inspirasi Roh Kudus yang menuntun kebijaksanaannya - atau sedang menyembuhkan seorang suster buta, menerima penglihatan dari Bunda Maria, atau berdiri berdampingan dengan murid kesayangannya, Santa Gertrudis Agung.
Kehidupan Santa Mechthildis dari Hackeborn adalah kisah tentang cinta yang mendalam kepada Allah, kebijaksanaan yang lahir dari doa, dan keberanian untuk menyalurkan rahmat Tuhan kepada sesama melalui pendidikan, pelayanan, dan kesaksian hidup suci.
Itulah renungan harian Katolik Rabu, 19 November 2025. Semoga Tuhan Memberkati!
(alk/alk)











































