Renungan Harian Katolik Jumat, 14 November 2025: Ingatlah akan Istri Lot!

Renungan Harian Katolik Jumat, 14 November 2025: Ingatlah akan Istri Lot!

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Jumat, 14 Nov 2025 08:30 WIB
Renungan harian Katolik
Ilustrasi (Foto: Roméo A./Unsplash)
Makassar -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa renungan harian Katolik, Jumat, 14 November 2025?

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Jumat, 14 adalah Hari Biasa. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Keb. 13:1-9, Mzm. 19:2-3,4-5, dan Luk. 17:26-37.

Renungan Katolik 14 November 2025 mengangkat tema "Ingatlah akan Istri Lot!" dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Maria Herina Tjahjadi. Nah, artikel ini juga memuat informasi:

  1. Bacaan harian dan bacaan Injil berdasarkan kalender liturgi lengkap dengan mazmur tanggapan.
  2. Renungan harian hari ini Jumat, 14 November 2025
  3. Teks Doa Penutup
  4. Kisah orang kudus yang dirayakan hari ini

Yuk, disimak!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 14 November 2025

Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:

Bacaan I: Keb. 13:1-9

Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.

ADVERTISEMENT

Sebaliknya, mereka mengganggap sebagai allah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun penerang-penerang yang ada di langit.

Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.

Jika mereka sampai dipesonakan oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu.

Sebab orang dapat mengenal Khalik dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya.

Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya.

Karena mereka sibuk dengan pekerjaan-Nya dan menyelidikinya, dan mereka terharu oleh yang mereka lihat, sebab memang indahlah hal-hal yang kelihatan itu.

Tetapi bagaimanapun juga mereka tidak dapat dimaafkan.

Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa gerangan mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu?

Mazmur Tanggapan: Mzm. 19:2-3,4-5

hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;

tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,

yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.

Bacaan Injil: Luk. 17:26-37

Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.

Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.

Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.

Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

Ingatlah akan isteri Lot!

Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."

(Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.)

Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

Renungan Hari Ini: Ingatlah akan Istri Lot!

"Siapa saja yang pada hari itu sedang berada di atap rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya. Demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan istri Lot!" (Luk. 17:31-32)

Hidup secara duniawi adalah makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun; terus berulang, tiada akhirnya. Bangun tidur, beraktifitas sampai larut malam, lalu tidur kembali.

Besok hari diulang-ulang, hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Work hard play hard, slogan jaman now yang diagung-agungkan.

Artinya bertarung hidup dengan bekerja keras; setelah mendapatkan hasilnya, nikmatilah sepuas-puasnya. Ada pula orang hidupnya bermimpi demikian: Muda bekerja dan hidup berfoya-foya, masa tua bahagia, kelak mati masuk surga.

Pada bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk senantiasa bersiap diri, tidak terlena dengan pola kebiasaan dunia. Dalam firman-Nya Tuhan Yesus juga mengingatkan bahwa kedatangan-Nya kelak adalah pasti dan tidak terduga.

Ingat dan belajar dari apa yang terjadi pada istri Lot! Apakah kita yang sudah diselamatkan masih mau mengikat diri pada hal-hal duniawi?

Filsuf Yunani kuno, Aristoteles, mengatakan, "Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali." Hal-hal yang kita kerjakan berulang kali akan membentuk kebiasaan.
Sebagai murid Tuhan Yesus, kita wajib membentuk kebiasaan menjauhi kelekatan pada harta dan keinginan duniawi yang berpotensi membawa kita semakin jauh dari kehendak-Nya. Hendaknya kita semakin unggul dalam kekudusan dan hidup untuk memuliakan Allah saja.

Salah satu cara mengatasi kelekatan duniawi adalah dengan menerapkan olah rohani Agere Contra, yaitu melakukan tindakan yang berlawanan dengan keinginan diri kita akan hal-hal duniawi.

Metode ini diajarkan oleh St. Ignasius Loyola. Caranya dengan mengintegrasikan iman dan tindakan secara harmonis. Iman menjadi motivasi dan dasar untuk melakukan tindakan yang benar, sementara tindakan yang benar memperkuat iman dan membawa pertumbuhan rohani.

Dengan demikian kehidupan kita semakin mengarah kepada kehendak Yesus dan memperkuat iman kita untuk berjalan ke depan sesuai dengan ajaran Yesus.

Apakah kita sudah tertantang mengolah kerohanian kita sehingga lebih berfokus pada kehendak-Nya?

Doa Penutup

Ya Allah Tritunggal Maha Kudus, semua yang ada di dunia ini adalah anugerah-Mu.

Terangilah hati dan budi kami untuk menyadari dan menjalani setiap hari kami seperti hari kedatangan Yesus, sehingga kami selalu setia, siap sedia dalam bimbingan dan perlindungan Roh Kudus. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Kisah Orang Kudus Hari Ini

Santo Yosef Maria Pignatelli, Pengaku Iman

Yosef Maria Pignatelli lahir di Saragossa, Spanyol pada tahun 1737. Anak bangsawan tinggi Spanyol ini mempunyai bakat-bakat ketabahan dan tahan uji yang kemudian terbukti di dalam peristiwa-peristiwa pahit yang dihadapinya.

Ketika berusia 16 tahun, ia masuk Serikat Yesus di Tarragona dan kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1763. Sebagai imam ia ditugaskan berkarya di antara orang-orang miskin di Saragossa, kota kelahirannya.

Peristiwa pahit pertama yang dihadapinya sebagai seorang imam Yesuit ialah peristiwa pengusiran imam-imam Yesuit dari negeri Spanyol oleh Raja Charles III pada tahun 1767. Bersama rekan-rekannya, Yosef terpaksa menyingkir ke kota Corsica.

Tak lama kemudian di Corsica pun mereka diusir lagi oleh bangsa Prancis yang menguasai daerah itu, Dari Corsica mereka pergi dan tinggal di Ferrara, Italia. Rupanya cobaan belum juga selesai karena suatu sebab, Paus Klemens XIV (1769-1774) membubarkan serikat itu dan kemudian mengawamkan semua anggotanya.

Sementara itu selama 20 tahun Yosef sendiri tinggal di Bologna dan dari sana ia menolong rekan-rekan Yesuitnya yang kurang beruntung di pengasingan. Sementara itu muncullah angin baik di Rusia.

Ratu Katerina melarang penyebaran surat yang berisi ancaman penindasan terhadap imam-imam Yesuit di negerinya. Maka di Rusia, Serikat Yesus dapat hidup dengan aman dan dapat melaksanakan tugas misionernya dengan baik.

Pada tahun 1792 Pangeran dari Parma mengundang 3 orang imam Yesuit dari Italia dan meminta mereka mendirikan serikatnya di sana. Hal ini didukung pula oleh Sri Paus Pius VI (1775-1799).

Yosef Pignatelli sendiri bertindak sebagai Superior Serikat. Maka sejak saat itu Serikat Yesus mulai hidup lagi, dan masuk ke Italia lagi.

Sebagai langkah pertama pada tahun 1799, Yosef Pignatelli membuka novisiatnya di Colorno. Lalu pada tahun 1801, ia sendiri menyaksikan peristiwa pengesahan berdirinya kembali Serikat Yesus di Propinsi Rusia oleh Paus Pius VII (1800-1823).

Dengan usaha keras ia membangun kembali Serikat Yesus di Kerajaan Napoli pada tahun 1804. Ia sendiri bertindak sebagai Provinsialnya.

Sayang bahwa Provinsi Yesuit baru ini ditindas kembali oleh bangsa Prancis hingga tenggelam. Lalu Yosef pergi ke Roma, dan di sana ditunjuk sebagai Provinsial seluruh Italia.

Dari sana ia berusaha membaharui Serikat Yesus yang ada di Sardinia dan melindunginya dari jajahan bangsa Prancis. Walaupun Serikat Yesus belum dapat berdiri kokoh secara penuh sampai tahun 1814, namun sesudah wafatnya di Roma pada tanggal 11 November 1811, Paus Pius XII (1939-1958) menyatakannya sebagai 'kudus' pada tahun 1954.

Dia disebut tokoh 'Pembangun kembali Serikat Yesus'. Yosef Maria Pignatelli suka bekerja di kalangan kaum miskin; ia sangat baik hati, rendah hati serta halus perasaannya.

Dalam imannya yang kokoh akan penyelenggaraan Allah, ia dengan teguh dan tabah menghadapi semua kemelut yang melanda serikatnya. Banyak orang mencintainya karena kepribadiannya itu.

Duns Scotus, Biarawan dan Pujangga Maria

Duns Scotus lahir di Maxton, Skotlandia pada tahun 1266 dan meninggal dunia di rumah biara Fransiskan di Koln, Jerman pada 8 Nopember 1308. Imam Fransiskan ini dikenal sebagai filsuf dan teolog kenamaan pada Abad Pertengahan.

Sumbangannya di bidang filsafat dan teologi sangat besar pengaruhnya hingga kini. Setelah ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1291, ia belajar lagi di Universitas Paris dan Oxford hingga meraih gelar doktor di bidang teologi pada tahun 1305.

Setelah itu ia kembali menjadi mahaguru teologi di Universitas Cambridge, Oxford dan Paris. Ia disebut 'doktor yang tajam dan halus' dalam pemikirannya dan dalam gaya bahasa Latin yang digunakannya.

Banyak sekali karya filosofis dan teologisnya. Salah satu yang terkenal ialah 'Opus Oxoniense', sebuah komentar tentang hukuman mati atas diri Petrus Lombardia (1100-1160).

Ia juga menulis sebuah karangan tentang 'Adanya Allah' dengan judul "De primo principio". Tokoh-tokoh besar yang mempengaruhi Duns Scotus adalah Aristoteles (384-322 Seb. Mas.), Santo Agustinus (354-430), Avicenna (980-1037), dan Santo Bonaventura (1221-1274).

Sebagaimana filsuf-filsuf besar lainnya di Abad Pertengahan, Duns Scotus pun mengajarkan bahwa manusia mempunyai dua kemampuan utama: 'intelek dan kehendak'. Tetapi ia lebih mengunggulkan 'kehendak' di atas 'intelek'.

Dalam masalah inilah ia berbeda dari Santo Thomas Aquinas (1225-1274) yang lebih mengunggulkan 'intelek' di atas 'kehendak'. Keduanya memang tidak sependapat di dalam hal ini, namun sama-sama mengakui kemerdekaan kehendak dan intelek.

Bagi Scotus, kegiatan utama dari kehendak ialah cinta. Terpengaruh oleh pandangannya itu, maka salah satu tema teologinya didasarkan pada pandangan Santo Yohanes Penginjil tentang Allah, bahwa 'Allah itu Kasih'.

Bagi dia, cinta merupakan aktifitas Allah yang paling luhur. Oleh dan di dalam cinta, Allah dengan tindakan kehendakNya yang bebas menciptakan dan memelihara semua ciptaanNya, teristimewa manusia.

Karena Scotus menilai teologi sebagai suatu pengetahuan praktis, maka ia mengajarkan bahwa manusia harus menjawabi dan menghayati cinta Allah yang dilimpahkan kepadanya. Dalam rangka itu, Wahyu Allah merupakan norma bagi tindakan manusia.

Dengan mengikuti norma-norma yang diwahyukan, manusia akan mencapai kebahagiaan abadi. Namun menurut pandangannya, kendatipun manusia akan menikmati cinta illahi dan memandang Allah, kebahagiaan abadi itu tercapai lebih karena cinta akan Allah daripada tahu tentang Allah.

Penyataan cinta Allah yang paling mulia terhadap semua makhluk ciptaan terutama manusia ialah "peristiwa inkarnasi, penjelmaan Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus." Yesus Kristus adalah pusat dan tujuan penciptaan, pusat sejarah manusia, dan alam semesta.

Di sinilah terletak titik sentral teologi Scotus. Kecuali itu Duns Scotus dikenal luas sebagai seorang pengajar dan pembela ulung ajaran tentang Maria 'yang dikandung tanpa noda dosa' (Maria Immaculata).

Oleh karena itu ia dijuluki 'Doctor Marianus'. Bagi Scotus, Maria disebut Bunda Allah karena ia mengandung dan melahirkan-dengan demikian turut serta secara aktif dalam karya penebusan umat manusia-Pribadi Kedua dari Trinitas yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita.

Oleh karena itu sudah seharusnya ia diperkandungkan tanpa noda dosa, baik dosa asal maupun dosa-dosa pribadi. Bagi Scotus, masalah keperawanan Maria-yang oleh teolog-teolog sebelum Scotus dianggap tak jelas dasarnya-tidak bertentangan dengan dogma tentang dosa asal atau dengan kebenaran bahwa Kristus menebus semua umat manusia.

"Bunda Maria yang terberkati", katanya, "dibebaskan dari dosa asal dalam kaitan erat dengan pandangan kita tentang kemuliaan Puteranya". Untuk itu Scotus menegaskan bahwa Allah mempunyai kuasa untuk melakukan perkandungan tanpa noda dosa itu atas Maria yang dianggapNya layak mengandung dan melahirkan PuteraNya yang tunggal.

Itulah renungan harian Katolik Jumat, 14 November 2025. Semoga bermanfaat!




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads